Regulasi Sekresi Hormon Kortikosteroid
Hormon
kortikosteroid adalah hormon yang disekresikan dari korteks adrenal. Ada tiga
golongan besar dari kortikosteroid yakni mineralokortikoid, glukokortikoid, dan
androgen. Kortikosteroid yang akan dibahas lebih dalam pada laporan tutorial
kali ini adalah mengenai kortisol sebagai hormon utama dari golongan
glukokortikoid.
Regulasi
dari sekresi hormon kortisol melibatkan peran aksis hipotalamus, hipofisis, dan
kelenjar adrenal. Mekanisme regulasi sekresi kortisol dilakukan dengan
mekanisme umpan balik atau feed back loop.
Mekanisme ini memungkinkan sistem untuk membatasi aktivitas masing-masing di
sekitar osilator yang sudah diset sebelumnya. Ada dua macam sistem umpan balik,
yakni umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif
merupakan respons untuk meningkatkan sekresi hormon, sedangkan umpan balik
negatif bekerja sebaliknya.
Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, CRH yang dihasilkan oleh sistem
neurosekretoris parvoseluler disalurkan melalui akson-aksonnya sampai pada
eminensia mediana. Pada eminensia mediana, CRH memasuki aliran darah sistem
porta kemudian dibawa menuju hipofisis anterior. Peptida lain terutama
vasopresin dapat memaksimalkan efek fisiologis CRH terhadap pelepasan ACTH.
Interaksi antara CRH dengan vasopresin disebut AVP (Arginin
Vasopresin-dinamakan berdasarkan strukturnya).
AVP
mengaktivasi sistem second messenger
IP3 yang membuka kanal kalsium yang memiliki gerbang reseptor (receptor-gated calcium channel). Selain
itu, CRH juga bekerja membuka kanal kalsium bergerbang voltase (voltage-gated calcium channel) melalui
sistem second messenger adenilat
siklase-cAMP. Peningkatan kalsium bebas intraseluler menstimulasi pelepasan
ACTH. ACTH dihasilkan oleh hipofisis anterior pada sel adenokortikotropik yang
bersifat basofilik. Sintesis ACTH distimulasi melalui peningkatan ekspresi gen pro-opiomelanokortin (POMC) yang
dimediasi CRH. Pelepasan CRH dari hipotalamus distimulasi oleh neurotransmitter
asetilkolin dan serotonin, serta dihambat oleh GABA dan norepinefrin. Sedangkan
pelepasan ACTH dan CRH dihambat oleh
kadar glukokortikoid melalui mekanisme umpan balik negatif.
ACTH
yang telah dilepaskan kemudian mengalir dalam darah dan berikatan dengan
reseptor membrane berafinitas tinggi pada sel adrenal. ACTH mengaktivasi sistem
adenilat siklase sehingga meningkatkan cAMP intraseluler. cAMP intraseluler
yang tinggi meningkatkan transpor kolesterol menuju mitokondria dan
mengaktivasi ester kolesterol hidroksilase. Selanjutnya terjadilah proses
biosintesis kortisol pada zona fasiculata kelenjar adrenal. Melalui mekanisme
umpan balik negatif, produksi kortisol yang meningkat dapat menjadi supresor
hipotalamus untuk menurunkan produksi CRH dan supresor hipofisis untuk
menurunkan produksi ACTH. Selain mekanisme umpan balik, pelepasan hormon
kortisol juga dipengaruhi oleh irama sirkadian ritme diurnal dan stress.
Ritme
diurnal ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan luar terutama siklus
gelap-terang dan pola tidur. Ritme diurnal ini kemungkinan diatur oleh jam
biologis yang ada pada area suprakiasma otak (dekat dengan letak hipotalamus).
Area ini kemudian disingkronkan dengan faktor eksternal yakni cahaya. Karena
letak area ini dekat dengan hipotalamus, kemungkinan hal inilah yang
menyebabkan terjadinya suatu pola pelepasan kortisol seiring dengan irama
sirkadian. Kadar sekresi ACTH tertinggi adalah pada pagi hari sekitar pukul
delapan, sedangkan produksi terendah pada tengah malam.
Stress
diketahui dapat meningkatkan produksi dari kortisol melalui peningkatan sekresi
CRH. Stress ini dapat berupa stress fisik dan stress mental. Rangsangan sakit
yang disebabkan oleh stress fisik seperti kerusakan jaringan, pertama-tama
dihantarkan ke pusat saraf melalui batang otak dan akhirnya menuju eminensia
mediana hipotalamus dan merangsang pembentukan CRH. Adapun pada stress mental,
terjadi rangsangan berupa meningkatnya aktivitas sistem limbik khususnya pada
regio amigdala dan hipokampus yang menjalarkan rangsangan ke bagian posterior
hipotalamus untuk merangsang pembentukan CRH lebih banyak.
Daftar Pustaka
Greenstein B dan Wood DF. 2010. At a Glance Sistem Endokrin (edisi
kedua). Alih bahasa : Yasmine E dan Rachmawati AD. Jakarta : Penerbit Erlangga
Hall
JE dan Guyton AC. 2014. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran (edisi keduabelas). Jakarta : Saunders Elsavier
Nussey
S dan Whitehead S. 2001. Endocrinology :
An Integrated Approach (e-book). Oxford : BIOS Scientific Publishers
Limited. Diakses tanggal 20 Februari 2017. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK26/?report=reader#!po=17.9245
Sherwood,
Lauralee (2001) .Fisiologi Manusia: Dari
Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....