Posts

Showing posts from September, 2017

Efek Hormon Kortisol

Image
a.        Efek Kortisol terhadap Metabolisme Karbohidrat a)      Peningkatan Glukoneogenesis Kortisol meningkatkan proses glukoneogenesis. Keadaan ini terutama disebabkan karena kortisol meningkatkan ekspresi gen dari sintesis protein enzim-enzim yang berperan dalam proses glukoneogenesis. Salah satu efek peningkatan glukoneogenesis ini adalah sangat meningkatnya jumlah penyimpanan glikogen dalam sel-sel hati. Hal ini kemudian memicu hormon lain yakni hormon glikolitik seperti epinefrin dan glukagon memobilisasi glukosa ke seluruh tubuh seperti pada keadaan di antara makan. b)       Penurunan Pemakaian Glukosa oleh Sel Penyebab penurunan pemakaian glukosa oleh sel ini masih belum diketahui secara pasti. Namun menurut Guyton dan Hall (2014), hal ini diduga karena kortisol menekan proses oksidasi NADH untuk menjadi NAD +.  Selain itu kortisol juga meningkatkan resistensi insulin pada beberapa tempat terutama pada bagian subcutaneous adiposity sehingga glukosa tidak bisa masuk

Mekanisme Biosintesis dan Mekanisme Kerja Hormon Steroid

Image
A.     Mekanisme Biosintesis Hormon Kortikosteroid Kortisol merupakan hormon steroid. Hormon ini dibentuk dari kolesterol terutama kolesterol yang ditranspor dalam darah dalam bentuk lipoprotein densitas rendah (LDL). LDL terdiri dari inti hidrofobik bagian dalam dari ester kolesterol dan trigliserida, yang dikelilingi lapisan tunggal fosfolipid polar dan apoprotein. Salah satu jenis apoprotein adalah apolipoprotein-E (APO-E), yang nantinya akan berikatan dengan reseptor lipoprotein pada membran plasma sel adrenal. Dengan stimulasi dari ACTH, LDL akan masuk ke dalam sel adrenal (terjadi transport kolesterol ke dalam sel adrenal). Kolesterol selanjutnya akan diubah menjadi pregnenolon oleh enzim desmolase pada mitokondria sel adrenal. Setelah dilepaskan dari mitokondria, pregnenolon dimetabolisme lebih lanjut dalam RE halus menjadi 17-hidroksipregnenolon kemudian menjadi 17-hidroksiprogesteron. Lanjut diubah menjadi 11-deoksi

Regulasi Sekresi Hormon Kortikosteroid

Hormon kortikosteroid adalah hormon yang disekresikan dari korteks adrenal. Ada tiga golongan besar dari kortikosteroid yakni mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen. Kortikosteroid yang akan dibahas lebih dalam pada laporan tutorial kali ini adalah mengenai kortisol sebagai hormon utama dari golongan glukokortikoid. Regulasi dari sekresi hormon kortisol melibatkan peran aksis hipotalamus, hipofisis, dan kelenjar adrenal. Mekanisme regulasi sekresi kortisol dilakukan dengan mekanisme umpan balik atau feed back loop . Mekanisme ini memungkinkan sistem untuk membatasi aktivitas masing-masing di sekitar osilator yang sudah diset sebelumnya. Ada dua macam sistem umpan balik, yakni umpan balik positif dan umpan balik negatif. Umpan balik positif merupakan respons untuk meningkatkan sekresi hormon, sedangkan umpan balik negatif bekerja sebaliknya.  Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, CRH yang dihasilkan oleh sistem neurosekretoris parvoseluler disalurkan melalui akson-akso

Fisiologi Hipotalamus, Hipofisis Anterior, Hipofisis Posterior, dan Adrenal

Image
Hipotalamus merupakan bagian otak yang terletak di dasar cranii pada diensefalon. Hipotalamus mempengaruhi kerja dari hipofisis dengan cara mensekresikan hormone tertentu. Hormon yang disekresikan hipotalamus dibawa menuju hipofisis melalui aliran darah pada sistem porta seperti pada hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis anterior, atau dapat juga melalui kontak neural langsung seperti hubungan antara hipotalamus dengan hipofisis posterior. Hipotalamus memiliki sejumlah nukleus neuron yang penting dalam pengaturan sekresi hormon dari hipofisis. Nukleus tersebut bernama nukleus paraventrikularis (PVN) dan supraoptikus (SON), memiliki akson yang berproyeksi ke hipofisis posterior sebagai traktus hipotalamus. PVN dan SON ini disebut sebagai sistem sekretorik magnoselular. Neuron magnoselular PVN dan SON menghasilkan hormon oksitosin dan vasopresin yang nantinya akan disalurkan menuju hipofisis posterior melalui akson-akson

Asam Urat

Image
Definisi Artritis gout atau biasa dikenal sebagai penyakit asam urat merupakan kumpulan gejala yang timbul akibat adanya deposisi kristal monosodium urat pada jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler. Istilah ini perlu dibedakan dengan penyakit hiperurisemia yaitu peninggian kadar asam urat dalam serum lebih dari 7,0 mg/dL pada laki-laki dan 6,0 mg/dL pada wanita.  Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme yang mendasari terjadinya gout (Tanto, et al., 2014).  a.        Pemeriksaan Jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat seseorang adalah melalui pemeriksaan laboratorium serum darah dan asam urat urin 24 jam (Tanto, et al., 2014) Nilai Normal Darah Dewasa:              laki-laki: 4,0 – 8,5 mg/dl atau 0,24 - 0,52 mmol/L wanita: 2,7 – 7,3 mg/dl atau 0,16 – 0,43 mmol/L Manula:              sedikit lebih tinggi Anak-anak:         2,5 – 5,5 mg/dl atau 0,12 – 0,32 mmol/L Bayi:                   2,62 mg/L U