Ujud Kelainan Kulit
Profesor Wolff dan Johnson menjelaskan untuk membaca kata-kata, seseorang harus mengenali huruf, dan untuk membaca kulit seseorang harus mengenali lesi dasar (Status Dermatologis/ujud kelainan kulit/UKK). Ujud kelainan kulit sendiri didefinisikan sebagai kelainan kulit yang dapat dilihat dengan mata telanjang (secara objektif) dan bila perlu bisa diperiksa dengan perabaan. Morfologi ujud kelainan kulit sendiri dibagi menjadi dua, yaitu lesi primer dan lesi sekunder (epidermal). Kombinasi lesi primer dan lesi sekunder (atau tidak adanya lesi sekunder) menentukan kategori diagnostik, juga dikenal sebagai "pola reaksi." Diagnosis banding dapat muncul dengan karakteristik lesi lainnya, termasuk bentuk atau warna, susunan lesi dalam hubungannya satu sama lain (konfigurasi), dan pada distribusi tubuh. 1,2
Ujud kelainan kulit (UKK) primer sendiri didefinisikan dengan kelainan kulit yang terjadi pada permulaan penyakit, sedangkan UKK sekunder merupakan kelainan kulit yang terjadi selama perjalanan penyakit.1
A.
UKK Primer
UKK primer
dikarakteristikkan berdasarkan ukuran, topografi, dan isi (tercantum dalam
tabel 1).1
UKK |
Ukuran |
Topografi |
Isi |
Makula |
< 1 cm |
Datar |
- |
Patch |
≥ 1 cm |
Datar |
- |
Papul |
< 1 cm |
Menonjol/cekung |
Solid |
Plak |
≥ 1 cm |
Menonjol/cekung |
Solid |
Nodul |
≥ 1 cm |
Menonjol |
Solid/cair |
Vesikel |
< 1 cm |
Menonjol |
Cair |
Bula |
≥ 1 cm |
Menonjol |
Cair |
Pustul |
< 1 cm |
Menonjol |
Cair (pus) |
1.
UKK Primer Datar (tidak bisa diraba)
a.
Makula
Makula
merupakan kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna semata-mata.
Makula berukuran <1cm.1 Seperti pada tinea versikolor, morbus hansen,
melanoderma, leukoderma, purpura, petekie, ekimosis.1,3
b.
Patch
Lesi
seperti macula berukuran ≥ 1 cm.2
2.
UKK Primer dengan Peninggian (bisa diraba)
a.
Papul
Papul merupakan penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip,
berdiameter lebih kecil dari 1 cm, dan berisikan zat padat. Warna papul dapat
merah akibat peradangan, pucat, hiperkrom, putih, atau seperti kulit di
sekitarnya.1
b.
Plakat
Peninggian permukaan kulit dengan permukaan datar yang berukuran
lebih besar dari papil yaitu ≥ 1 cm dan berisi zat padat.1
c.
Nodul
Nodul merupakan
masa padat sirkumskrip, infiltrat terletak di kutis atau subkutis, diameter
lebih dari 1 cm, dapat menonjol. 3
3.
UKK Primer Berisi Cairan
a. Vesikel dan Bula
Vesikel merupakan peninggian lesi berisi cairan dengan ukuran <
1cm. Lesi dengan ukuran ≥ 1cm disebut bula. Dinding lesi tipis dan translusen
sehingga isi dapat terlihat berupa cairan jernih, serosa, atau darah. Vesikel
dan bula terbentuk dari pembelahan diberbagai tingkat lapisan intraepidermal, subepidermal,
dan terkadang meluas hingga dermis.1
b.
Pustul
Pustul adalah papula berbatas tegas dan menonjol di epidermis atau infundibulum yang berisi nanah yang terlihat. Eksudat dapat berwarna putih,kuning, kuning kehijauan. Pustul memiliki ukuran yang bervariasi. Pustule bisa berukuran bermacam-macam.2,3
Gambar 7 Pustul, acne1
c.
Urtika
Edema setempat yang timbul mendadak dan hilang perlahan-lahan, berwarna kemerahan dan pucat di bagian tengah (pseudopodia). Urtika yang timbul di jaringan yang longgar, seperti di kelopak mata, bibir, dan scrotum biasanya berukuran besar (luas) dan dinamakan angioedema.3
d.
Kista
Kista merupakan ruangan berdinding dan berisi cairan, sel, maupun
sisa sel. Dinding kista merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat, dan
biasanya terdiri atas lapisan epitel atau endotel. Kista terbentuk dari
kelenjar yang melebar dan tertutup, saluran kelenjar, pembuluh darah, saluran
getah bening, keringat, sebum, sel-sel epitel, lapisan tanduk, dan rambut.3
e.
Abses
Abses merupakan kumpulan nanah dalam jaringan, bila mengenai kulit berarti di dalam kutis atau subkutis. Batas antara ruangan yang berisikan nanah dan jaringan di sekitarnya tidak jelas.3
B.
UKK Sekunder
a.
Skuama
Skuama adalah
lapisan stratum korneum yang terlepas dari kulit. Skuama yang halus
(pitiriasis) akan tampak bila dilakukan kerokan atau peregangan kulit, umumnya mirip taburan tepung atau bedak,
sedangkan skuama kasar bila langsung dapat dilihat dengan mata biasa. Skuama
dapat berwarna putih atau coklat kehitaman, kering atau berminyak.3
b.
Krusta
Krusta adalah cairan tubuh yang mengering di atas kulit. Dapat
bercampur dengan jaringan nekrotik, maupun benda asing (kotoran, obat, dan sebagainya).
Warnanya ada beberapa macam: kuning muda berasal dari serum, kuning kehijauan
berasal dari pus, dan kehitaman berasal dari darah.3
c.
Sikatrik
Sikatrik adalah pembentukan jaringan baru yang sifatnya lebih
banyak mengandung jaringan ikat untuk mengganti jaringan yang rusak akibat
penyakit atau trauma dermis yang lebih dalam, bisa berwujud atrofi atau
hipertrofi.2
d.
Likenifikasi
Likenifikasi merupakan penebalan kulit disertai relief kulit yang
makin jelas yang biasa muncul akibat garukan atau goresan berulang.3
e.
Fisura
Fisura merupakan hilangnya jaringan yang linier dari epidermis
sampai dermis.2
f.
Erosi,
Ekskoriasi, dan Ulkus
Erosi merupakan kelainan kulit yang disebabkan kehilangan jaringan
yang tidak melampaui startum basal misalnya bila kulit digaruk sampai stratum
spinosum akan keluar cairan serosa dari bekas garukan. Sedangkan ekskoriasi
disebabkan oleh hilangnya jaringan sampai dengan stratum papilare. Ulkus
disebabkan hilangnya jaringan yang lebih
dalam dari ekskoriasi dan memiliki tepi, dinding, dasar dan isi.3
C.
Karakterristik UKK
a.
Warna
1. Coklat (hiperpigmentasi)
Warna coklat merepresentasikan
melanin, dapat juga merupakan deposisi pigmen, sel, atau material lainnya pada
dermis.1
2.
Merah
(Eritema)
Eritema
memiliki ciri khas sendiri pada setiap kelainan.1
b.
Ukuran
3
1.
Miliar:
sebesar kepala jarum pentul
2.
Lentikular:
sebesar biji jagung
3.
Numular:
sebesar uang logam (koin) 100 rupiah
4.
Plakat:
en-plaque, lebih besar dari numular
c.
Susunan3
1.
Linier: seperti garis lurus
2.
Sirsinar/anular: seperti lingkaran
3.
Arsinar: berbentuk bentuk sabit
4.
Polisiklik: bentuk pinggiran
sambung-menyambung
5.
Korimbiformis: susunan seperti induk ayam yang
dikelilingi anak-anaknya
d.
Penyebaran3
1.
Universalis: seluruh atau hampir seluruh tubuh (90%-100%)
2.
Solitar: hanya satu lesi
3.
Herpetiformis: vesikel berkelompok seperti pada herpes zozter
4.
Konfluens: dua atau lebih lesi yang menjadi satu
5.
Diskret: terpisah satu dengan yang lain
6.
Serpiginosa: proses yang menjalar ke satu jurusan diikuti
oleh penyembuhan pada bagian yang
ditinggalkan
7. Irisformis: Eritema berbentuk putar lonjong dengan vesikel
dengan warna yang lebih terang di tengahnya
8.
Bilateral: Mengenai kedua belah badan
9.
Unilateral: Mengenai sebelah badan
DAFTAR PUSTAKA
- . Amerson
EH, Burgin S, Shinkai K. Foundations of Clinical Dermatology. In: Kang S,
Amagai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, McMichael A, et al., editor.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 9th ed. New York: McGraw-Hill
Education; 2019. p 2-11.
- Atlas Penyakit Kulit Dan Kelamin BAG/SMF Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin FK UNAIR/RSU.Dr. Soetomo Surabaya 2007.
- . Boediardja
SA, Budimulja U. Morfologi Kulit dan Cara Membuat Diagnosis. Dalam : Menaldi
SL, Bramono K, Indriatmi W, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. h.47-56.
- Dinulos
JGH. Principles of Diagnosis and Anatomy. In: Dinulos JGH, editor. Habif’s
Clinical Dermatology. 7th ed. New York: Elsevier; 2019. p.1-18.
- Glen H. The Dermatalogy Lexicon Project (DLP). New York: University of Rochester. 2005. [Cited 11 November 2021] Accessed from :http://scholarworks.rit.edu/other/780.
- Gonçalves SVCB, Valente NYS, Passaro EMC, Paiva DLM, Dantas FLT, Kakizaki P. Corymbiform nodular amyloidosis. Anais Brasileiros de Dermatologia. 2012 Oct;87(5):757-60. doi : 10.1590/S0365-05962012000500015
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....