Pencemaran Tanah

MAKALAH PENCEMARAN TANAH

DISUSUN OLEH     : - ULUL ALBAB
-      AHKAM SABDA F
-      TITOF ANUGRAH M
-      KHAIRUL HUDA

GURU PENGAMPU        : BU SUSI INDIYA W



MTs MUHAMMADIYAH BATANG
TAHUN PELAJARAN 2012/2013






KATA PENGANTAR

            ASSALAMU’ALAIKUM Wr.Wb
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan banyak sekali nikamat kepada kami semua terutama nikmat Iman, nikmat Islam, serta nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami bisa menyusun sebuah makalah yang sederhana ini,
            Tak lupa shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, para tabi’-tabi’in, dan kepada umatnya hingga Yaumil Qiyamah yang semoga kita semua termasuk umat beliau.
            Kami mengucapkan terima kasih yang banyak kepada Bu Susi Indriya W yang telah memberikan pengarahan dan jalan kepada kami pada waktu menyusun makalah ini. Kami sangat bersyukur bisa menyelesaikan makalah kami in i, walaupun mungkin data yang kami sajikan kurang lengkap.  Di dalam makalah ini menguak berbagai persoalan yang berisi tentang pencemaran tanah di Indonesia terutama di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
            Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini ada sepenggal atau dua penggal kata yang salah dan tidak mengenakkan di hati pembaca. Kami sangat berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran melalui e-mail : ulul_albab31n@yahoo.co.id tentang makalah ini.
Selamat membaca!!!!
            WASSALAMU’ALAIKUM Wr.Wb


Batang, 11 November 2012
Tertanda

Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................i
BAB 1 LATAR BELAKANG..............................................................1
BAB 2 ISI..........................................................................................2
BAB 3 PENUTUP..............................................................................9





BAB 1
LATAR BELAKANG

            Tanah adalah komponen penting yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup di Bumi ini. Tanpa tanah manusia tidak bisa hidup, fungsi tanah itu penting seperti fungsi air dan udara, diantaranya
1.      Tanah berfungsi sebagai pijakan manusia untuk hidup di Bumi
2.      Tanah sebagai media penyimpan air hujan/ air tawar
3.      Dan lain-lain
Begitu banyaknya manfaat tanah sehingga manusia pun tidak menyadari lagi bahwa tanah sangat berguna bagi kehidupan manusia. Sekarang banyak sekali manusia yang tidak menjaga kebersihan tanah dengan cara membuang sampah sembarangan, menimbun sampah yang bahan kimia di tanah. Maka dari itu tanah di Bumi ini sudah tercemar!
Kami sebagai generasi penerus bangsa sangat khawatir dengan keadaan tanah di Bumi ini terutama di Indonesia. Indonesia yang dulu dikenal sebagai paru-paru dunia ternyata sekarang kadar pencemaran baik di tanah, air, dan udaranya sangat tinggi. Pencemaran tanah sangat berpengaruh pada pencemaran air dan udara. Hal ini disebabkan karena jika tanah yang banyak sampahnya terkena hujan maka sampahnya akan terbawa ke sungai, dan jika sampah tersebut dibakar maka akan menyebabkan pencemaran udara.























BAB 2
ISI

A. Pengertian Pencemaran Tanah
     Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
     Tanah yang sangat penting bagi kehidupan di bumi dapat juga tercemar. Pencemaran tanah ini terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah.

B. Sumber dan Komponen Bahan Pencemar Tanah
     Pencemaran Tanah mempunyai hubu ngan yang erat baik dengan pencemaran udara maupun dengan pencemaran air. Bahan Pencemar yang terdapat di udara larut dan terbawa oleh air hujan, jatuh ke tanah sehingga menimbulkan pencemaran tanah. Demikian pula bahan pencemar dalam air permukaan tanah (air sungai, air selokan, air danau dan air payau) dapat masuk ke dalam tanah dan dapat menyebabkan Pencemaran Tanah.
 1.    Sumber Bahan Pencemar Tanah
 Karena pencemar tanah mempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga merupakan sumber pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida karbon, oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkan terjadinya hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.

 Air permukaan tanah yang mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zat radioaktif, logam berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.

 Dari pembahasan tersebut di atas, maka sumber bahan pencemar tanah dapat dikelompokkan juga menjadi sumber pencemar yang berasal dari :
 a. Sampah rumah tangga, sampah pasar dan sampah rumah sakit.
 b. Gunung berapi yang meletus/kendaraan bermotor.
 c. Limbah industri.
 d. Limbah reaktor atom/PLTN.

 2.    Komponen Bahan Pencemar Tanah
 Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di atas antara lain berupa :
 a.    Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
 b.    Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
 c.    Pencemar Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan tanah/ tanaman.
 d.    Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
 e.    Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.

 
C. Baku Mutu/Kriteria Kerusakan Tanah
Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan kriteria pencemaran. Kriteria pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk) terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Kriteria  pencemaran tanah  meliputi kriteria fisik, kriteria kimia, dan kriteria biologi. 
 1.    Kriteria Fisik
 Kriteria fisik meliputi pengukuran tentang warna, bau, suhu, dan radioaktivitas.

 2.    Kriteria Kimia
 Kriteria kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajikan pengukuran pH air yang terkandung dalam tanah, kadar CO2, dan oksigen terlarut.
 a.    Pengukuran pH air dalam tanah
 Air dalam tanah kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dalam tanah dapat menjadi lebih rendah dari 6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya menyebabkan kondisi air tersebut menjadi lebih asam. Kapur menyebabkan kondisi air dalam tanah menjadi alkali (basa). Jadi, perubahan pH air tersebut tergantung kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan organisme. Untuk setiap perubahan satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur dengan sederhana yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat perubahan warnanya.

 b.    Pengukuran Kadar CO2
 Gas CO2 juga dapat larut ke dalam tanah. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, bahan pencemar tanah juga terkandung dari udara. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup di dalam tanah. Semakin banyak organisme di dalam tanah, semakin tinggi kadar karbon dioksida terlarut. Kadar gas CO dapat diukur dengan cara titrimetri.

 c.    Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
 Kadar oksigen terlarut dalam tanah yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per million atau satu per sejita; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
 1.     Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
 2.     Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob.
 3.     Proses pernapasan orgaisme.

 Pencemaran tanah dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut. Hal ini akan mengancam kehidupan organisme yang hidup di dalam tanah. Semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen terlarut, dilakukan dengan metode Winkler. Parameter kimia yang dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dan COD.

 3.    Parameter Biologi
 Di tanah terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan yang peka pencemaran. Tanah yang mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun spesies hewan yang lain telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis.

 Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dan mengenai tanah dapat mengatur  pembuangan limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah secara terus menerus. Disitu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indikator biologis.
D. Dampak Kerusakan Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran atau kerusakan tanah, diantaranya:
 1.    Pada Kesehatan
 Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi  yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
 Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri  (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat  dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.

 2.    Pada Ekosistem
 Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme  dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
    
 Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

E. Pengendalian Kerusakan Tanah
Cara pencegahan dan penanggulangan Bahan Pencemar Tanah Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.
 Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baik secara alami maupun akibat aktivisas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baru kita lakukan tindakan penanggulangan.
 Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut :
 1.    Langkah Pencegahan
 Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi terjadinya bahan pencemar, antara lain :
    Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.
     Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
     Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
     Sampah zat radioaktif sebelum dibuang, disimpan dahulu pada sumur-sumur atau tangki dalam jangka waktu yang cukup lama sampai tidak berbahaya, baru dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman, misal pulau karang, yang tidak berpenghuni atau ke dasar lautan yang sangat dalam.
     Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
     Usahakan membuang dan mem akai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

 2.    Langkah Penangulangan
 Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.

 Tanah dapat berfungsi sebagaimana mestinya, tanah subur adalah tanah yang dapat ditanami dan terdapat mikroorganisme yang bermanfaat serta tidak punahnya hewan tanah. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara :

     Sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang-barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah.

     Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih.

    Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang. Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan (udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh Allah sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.

     Remediasi, Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting  (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off-site  meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

     Bioremediasi, Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).                                                                              


F. CONTOH PENCEMARAN TANAH DI KABUPATEN BATANG
            Di Dusun Kebonan Kelurahan Proyonanggan Utara Kecamatan Batang banyak sekali sampah berserakan di tanah. Hal itu menyebabkan pemandangan tidak sedap dan menyebabkan bau busuk. Namun, ada juga sampah yang dibuang di lubang besar di tanah yang sengaja dibuat untuk menampung sampah kalau dalam bahasa jawa disebut blumbang. Fungsi blumbang sebenarnya sangat bagus jika digunakan sebagai mana mestinya yaitu untuk menampung sampah organik yang bisa diurai oleh pengurai secara cepat dan menjadi pupuk bagi tanaman di sekitarnya. Namun, sekarang blumbang digunakan juga untuk membuang sampah anorganik yang sulit diurai oleh bakteri pengurai dan menjadi tumpukan sampah yang bau dan jorok. Sampah tersebut pun dibakar sehingga menghasilkan polusi udara. Selain sampah memenuhi blumbang, sampah pun memenuhi selokan yang mengakibatkan mampetnya selokan air, hal ini bisa mengakibatkan terjadi genangan air sedikit demi sedikit dan akhirnya juga bisa mengakibatkan banj ir. Bahkan banjir itu bisa terjadi secara permanen dan tidak akan surut seperti yang tejadi di Kampung Apung Jakarta. Alhamdulillah, sekarang sudah banyak tong-tong sampah yang disediakan oleh warga desa yang setiap 1 paket terdiri dari 3 blond yang dibagi menjadi ampah organik, anorganik, dan kaca. Namun, dalam penggunaannnya belum maksimal yang seperti diimpikan, masih banya warga yang membuang sampah anorganik di blumbang dan mencampuradukkan antara sampah organik dan sampah anorganik.
            Karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang kebersihan lingkungan, masyarakat dengan mudah membakar sampah. Padahal membakar sampah sama artinya dengan memindahkan sampah ke udara.




           












BAB 3
PENUTUP
1.     KESIMPULAN
Masyarakat di Indonesia terutama di Kabupaten Batang belum tahu/ belum bisa mengolah limbah sampah bekas penggunaannya, sehingga setiap hari sampahnya bertambah banyak dan semakin banyak dan jadilah bukit sampah. Mungkin pemerintah harus memberikan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana cara mengolah limnah sampah itu?
2.      DAFTAR PUSTAKA





























Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi