Etika dan Etiket Kedokteran
a) Unsur-unsur Etika Kedokteran (Kode
Etik Kedokteran, Eryanti Darwin)
i. Pengorbanan
ii. Dedikasi,
iii. Pengabdian,
iv. Hubungan antar
dokter-pasien-sejawat-diri sendiri
b)
Aliran
etika di dunia kedokteran (Andy Yok, dr.)
● Aristoteles
Hendaknya
kita hidup dan bertindak sedemikian rupa sehingga kita mencapai hidup yang
baik, yang bermutu dan berhasil. Sebab semakin bermutu hidup manusia maka
semakin ia merasa bahagia. Kebaikan yang tertinggi adalah kebahagiaan itu sebab
dia dibuat hanya untuk dirinya sendiri dan segala pekerjaan manusia akhirnya
akan bermuara ke kebahagiaan itu.
Jadi, jika
seorang dokter beretika yang baik, melakukan hal baik, segala perbuatan
didasarkan pada ketulusan hati, maka tercapailah kebahagiaan tersebut.
● Deontologi
Kewajiban moral yang mewajibkan kita
untuk bertindak, lepas dari efek kebahagiaan untuk diri sendiri atau orang
lain.
● Consequentialism
Aliran filsafat ini menekankan pada
akibat (konsekuensi) dari perbuatan kita. Perbuatan kita adalah baik kalau
memberikan konsekuensi yang baik sedangkan perbuatan kita akan menjadi buruk
kalau konsekuensinya buruk.
● Paternalistik
Dalam paternalistik, pasien
mengikuti apa kata dokter sepenuhnya. (Seperti: Dokter sebagai ayah yang baik
dan pasien sebagai anak yang tidak tahu apa-apa, sang anak harus menurut dengan
ayahnya.)
● Otonomi
Oleh karena intervensi medis itu
adalah intervensi yang mengena langsung pada diri/tubuh pasien, maka pelayan
kesehatan tidak sembarangan bisa berbuat sesuatu terhadap pasien, Pasien yang
menentukan sepenuhnya yang akan dilakukan kepada dirinya, bukan dokter.
c) Kode etik kedokteran
Berdasarkan Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) terdapat 4 bagian dari kewajiban dokter yatu sebagai berikut
i. Kewajiban umum seorang dokter
(Pasal 1-9)
ii. Kewajiban dokter terhadap pasien
(Pasal 10-13)
iii. Kewajiban dokter terhadap teman
sejawat (Pasal 14-15)
iv. Kewajiban dokter terhadap diri sendiri (Pasal
16-17)
1. Etika Dokter dengan Sesama Dokter
● Saling bekerja sama.
● Tidak saling mencuri pasien.
● Saling mengingatkan.
● Melaporkan praktek yang tidak etis
kepada pihak berwajib.
2.
Etika
Dokter dengan Pasien
● Penghargaan dan perlakuan sama
Setiap dokter wajib memberi
penghargaan dan perlakuan yang sama kepada setiap pasien tanpa membeda-bedakan
antara pasien satu dengan yang lain karena alasan tertentu.
● Komunikasi dan persetujuan
Dokter wajib selalu berkomunikasi
dengan pasien dan mendapat persetujuan dari pasien dalam setiap pengambilan
tindakan, serta pasien berhak mendapat informasi atas apa yang terjadi dengan
dirinya.
● Pengambilan keputusan untuk pasien
yang tidak kompeten
Bila pasien itu masih
anak-anak(belum dewasa) atau tak sadarkan diri tetapi ada wali yang sah, maka
dalam pengambilan keputusan tindakan harus mendapat persetujuan dari wali
tersebut. Bila memang pasien tak berkompeten dan tak ada wali yang sah maka
dalam pengambilan keputusan bisa sesuai dengan keputusan dokter dengan
pertimbangan diagnosis dan prognosis, nilai-nilai yang diketahui, informasi
penting yang didapat dari orang lain, dan mempertimbangkan aaspek budaya dan
agama.
● Kerahasiaan
Dokter wajib menjamin kerahasiaan
dan data pasien serta tidak boleh menyebarluaskannya kecuali dengan ijin pasien
atau untuk kepentingan hukum atau untuk pembelajaran bagi keluarga pasien.
● Masalah di awal kehidupan
Masalah ini biasanya menyangkut
dengan kontrasepsi, alat reproduksi buatan, prenatal genetic screening, aborsi,
dan penelitian tentang hal-hal tersebut. Dalam hal ini doter harus selalu
menjunjung tinggi nilai budaya, agama, dan asasi manusia sehingga pada kasus
yang melanggar hal-hal tersebut dokter bisa menolak permintaan pasien.
● Masalah di akhir kehidupan
Masalah ini menyangkut tentang
euthanasia dan bantuan bunuh diri. Sebagai dokter terikat dengan etika dokter
yang menyatakan “....dokter tidak boleh
membiarkan pasien sekarat namun tetap memberikan perawatan dengan belas kasih
bahkan jika sudah tidak mungkin disembuhkan.” Maka dalam masalah permintaan
pasien untuk dilakukan euthanasia kepada dirinya, dokter diperbolehkan untuk
menolak permintaan tersebut.
3. Etika Mahasiswa terhadap Dokter
Sebagai
seorang mahasiswa Kedokteran, kita harus menanamkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Sumpah Dokter sejak dini. Di dalam Sumpah Dokter tertulis “Saya akan
memberikan kepada Guru-guru saya, penghormatan dan pernyataan terima kasih yang
selayaknya”. Maka sebagai seorang mahasiswa kita diwajibkan untuk selalu
menunjukkan rasa hormat kita mulai dari tindakan-tindakan sederhana seperti
menyapa beliau, mengucapkan terima kasih, mengikuti kuliah dengan
sungguh-sungguh, dan disiplin waktu.
Daftar Pustaka
http://www.wma.net/en/30publications/30ethicsmanual/pdf/ethics_manual_indonesian.pdf. Yogyakarta:
Pusat Studi Kedokteran Islam Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. [diakses
tanggal 21 September 2016]
Ethics Manual Indonesian,[pdf]. 2005.
https://fosmiavicena.files.wordpress.com/2012/03/gambar-dokter.jpg
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....