Adaptasi Sel
1) Menurut Brooks (2011) macam adaptasi sel terhadap perubahan
lingkungan dapat dibagi menjadi:
A.
Long-term Adaptation
a) Adaptasi terhadap kadar garam
Adaptasi terhadap kadar garam memiliki
konsekuensi besar bagi aktivitas enzimatis dan integritas struktural dari
membran sel dan genom.
b) Adaptasi terhadap suhu
Sel akan berevolusi mengembangkan
enzim dan strategi metabolisme untuk bertahan hidup. Pada suhu ekstrim, mikroba
telah merevolusi mekanisme molekuler yang mengatur fluiditas membran dan
fleksibilitas konformasi protein, dan menghasilkan protein thermo-stable.
B.
Short-term Adaptation
Short-term
adaptation yang dimaksud adalah adaptasi karena stress yang disebabkan oleh
terjadinya perubahan lingkungan. Adaptasi dilakukan dengan cara mengubah respon
dinamik yang erat digabungkan dengan mekanisme adaptif.
Disebutkan pula mekanisme adaptasi
secara molekuler adalah dengan melakukan kombinasi genomik komparatif dan
sistem biologi.
2) Menurut Karp (2010), pertahanan sel melalui homeostasis
dapat dilakukan dengan cara:
A. DNA
Repair (Perbaikan
DNA)
Ada beberapa macam mekanisme DNA Repair antara lain :
1. Damage Reversal
2. Indirect Repair
3. Mismatch Repair
4. Recombinational Repair
B. Maintaining membrane fluidity (Pemeliharaan Fluiditas membran)
Pemeliharaan fluiditas membran adalah contoh homeostasis pada tingkat sel dan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Misalnya, jika suhu sel diturunkan, sel-sel merespon secara metabolik diperantarai oleh enzim yang merombak membran, membuat sel lebih tahan dingin.
Pemeliharaan fluiditas membran adalah contoh homeostasis pada tingkat sel dan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara. Misalnya, jika suhu sel diturunkan, sel-sel merespon secara metabolik diperantarai oleh enzim yang merombak membran, membuat sel lebih tahan dingin.
C.
Programmed cell death (Apoptosis)
Apoptosis atau sel
mati terprogram, adalah kejadian yang normal di mana urutan peristiwa yang
teratur menyebabkan kematian sel. Kematian oleh apoptosis adalah proses yang
teratur rapi ditandai dengan penyusutan keseluruhan volume sel dan intinya,
hilangnya adhesi ke sel tetangga, pembentukan “blebs” pada permukaan sel, dan
diseksi dari kromatin menjadi fragmen kecil. Apoptosis penting dalam
mempertahankan homeostasis dalam organisme multisel. Kegagalan untuk mengatur
apoptosis dapat mengakibatkan kerusakan yang serius pada organisme.
3)
Sel melakukan adaptasi dengan:
1.
Hipertropi
a.
Sel yang mengalami perbesaran (ukuran sel bertambah) sehingga
menyebabkan organ membesar
b.
Tidak terdapat sel baru.
c.
Perbesaran terjadi karena peningkatan jumlah struktur protein
dan organel sel.
d.
Bisa terjadi secara fisiologis ataupun patologis,
e.
Bisa juga terjadi karena stimulus dari peningkatan hormon
tertentu. Contohnya adalah perbesaran uterus karena stimulus dari estrogen
sehingga terjadi hiperplasi dan hipertropi.
2.
Hiperplasia
a.
Hiperplasia adalah
peningkatan jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan.
b.
Terjadi penambahan jumlah
sel sehingga membuat organ membesar.
c.
Hiperplasi bisa secara
fisiologis dan patologis
d.
Hiperplasi secara
fisiologis dibagi menjadi 2, yaitu Hormonal hyperplasia dan Compensatory
hyperplasia.
3.
Artopi
a.
Artropi adalah penyusutan ukuran sel/pengurangan massa sel.
b.
Disebabkan oleh:
1)
Sel kehilangan substansi sel, sehingga menyebabkan berkurangnya
ukuran organ
2)
Penurunan dari sintesis protein dan peningkatan degenersi protein
di dalam sel
3)
Kehilangan inervasi, kekurangan suplai darah, kekurangan
nutrisi, kehilangan stimulasi endokrin, dan aging
c. Atropi memungkinkan terjadinya menurunnya
fungsi sel, namun bukan merupakan kematian sel.
4.
Metaplasia
a.
Metaplasia adalah perubahan yang bersifat reversibel dari
fenotip sel yang digantikan oleh tipe sel yang lain yang dapat bertahan di
lingkungan yang merugikan
b.
Sering terjadi karena iritasi yang terjadi secara kronis.
c.
Pada kondisi ini sel yang mengalami adaptasi digantikan oleh
tipe sel lain yang lebih bisa menghadapi stresor.
d.
Contoh : pada perokok, sel epitel columnar ciliated pada trakea
dan bronchi diganti dengan stratified squamous epithelial cells
4)
Penyebab sel melakukan adaptasi
1.
Hipoksia, kekurangan O2, akibat dari:
a.
Hilangnya perbekalan darah karena
gangguan aliran darah serta gangguan kardiorespirasi
b.
Hilangnya kemampuan darah mengangkut
oksigen, seperti anemia dan keracunan.
c.
Respon sel terhadap hipoksia tergantung
pada tingkat keparahan hipoksia, yaitu sel-sel dapat menyesuaikan atau terkena
jejas atau kematian.
2. Bahan
kimia (termasuk obat-obatan)
Bahan
kimia menyebabkan perubahan pada beberapa fungsi sel, yaitu permiabelitas
selaput, homeostatis osmosa, keutuhan enzim atau kofaktor.
3. Agen
fisik, berupa trauma mekanik, suhu rendah, suhu tinggi, radiasi, syok listrik,
perubahan mendadak tekanan atmosfir, dan lain sebagainya.
4. Agen
mikrobiologi, seperti bakteri, virus, mikoplasma, klamidia, jamur dan protozoa.
5. Mekanisme
Imun, berupa alergi.
Reaksi
imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada sel.
6. Gangguan
genetik, seperti mutasi.
7. Ketidakseimbangan
Nutrisi
8. Penuaan
Daftar Pustaka
Karp, G. (2010). Cell and Molecular Biology : Concepts and Experiments (6th
Edition). United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 1.3 : 7-12.
Brooks, A. N., Turkarslan, S., Beer, K. D., Lo, F.
Y., & Baliga, N. S. (2011). Adaptation of cells to new environments. Wiley Interdisciplinary Reviews. Systems
Biology and Medicine, 3(5),
544–561. https://www.ncbi. nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3081528/#
Ningsih, M.V. C. (2015). Mekanisme Adaptasi Sel. [PDF]. Bogor:
Akper Al-Ikhlas. Diakses pada 26 Oktober 2016 melalui http://akper-alikhlas.
com/wp-content/uploads/2016/02/mekanisme-adaptasi-sel-Compatibility-Mode.pdf
https://denikrisna.files.wordpress.com/2011/04/bitmap-in-graphic121.jpg
Siagian, M. (2004). Homeostasis: Keseimbangan yang Halus dan
Dinamis. [PDF]. Depok: Universitas Indonesia. Diakses pada 26 Oktober 2016
melalui http://staff.ui.ac.id/system/files/users/minarma.siagian/material/
homeostasismsho.pdf
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....