Transportasi Sel

1.   Transportasi Membran
1)   Transport Membran Pergerakan Molekul Kecil
A.  Difusi
a)    Pasif : aliran zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah akibat pergerakan termal acak.
b)   Terfasilitasi : transport pasif zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah yang diperantarai oleh pengangkut spesifik.
a)    Transporter : model ping-pong
b)   Kanal Ion : kanal potassium, sodium, kalsium dll.
B.  Osmosis : proses perpindahan pelarut melewati sebuah membran semipermeabel. Masuknya pelarut dapat menyebabkan tekanan pada pelarut yang disebut dengan tekanan osmotik. Tiga sifat larutan yang menentukan pergerakan air pada osmosis, yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik.
C.  Transport Aktif : transport zat terlarut melewati membran dengan arah konsentrasi yang lebih tinggi sehingga membutuhkan energi. Energi tersebut bisa didapatkan dari hidrolisi ATP dan pergerakan elektron atau cahaya.
a)    Primary : contohnya adalah pompa sodium dan potasium. pompa ion hidrogen dan ion kalium
b)   Secondary 
1.    Kontransport : pergerakan dua molekul berbeda yang searah. contohnya pada tranport ion Na dan glukosa.
2.    Antiport : pergerakan dua molekul yang berbeda dan berlawanan arah. contohnya pada transport dimana ion Na masuk dan ion Ca keluar.
2)   Transport Membran Pergerakan Molekul Besar
A.  Endositosis : suatu mekanisme transpor molekul dan materi untuk pemindahan zat dari luar ke dalam sel dengan cara membran sel membentuk suatu lipatan ke dalam (invaginasi) dan memasukan zat ke dalam sel. Endositosis memiliki 3 bentuk, yaitu:
a)    Fagositosis (“pemakanan selluler”) merupakan suatu proses di mana sel menelan suatu partikel dengan pseudopod yang membalut di sekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar (vakuola), partikel itu kemudian dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom.
b)   Pinositosis (“peminuman selluler”) merupakan proses di mana sel "meneguk" tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetersan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak bersifat spesifik dalam substansi yang ditranspornya.
c)    Receptor-Mediated endocytosis membutuhkan reseptor yang disebut ligan.
B.  Eksositosis: suatu proses atau mekanisme mengeluarkan suatu zat dari dalam sel ke luar sel, proses ini melintasi membran plasma, membran plasma yang menyelubungi sel tersebut akan berfusi dengan membran sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya, salah satu contohnya adalah pankreas yang menghasilkan hormon insulin dan mensekresikannya ke dalam darah melalui proses eksositosis.
2.   Sitoskeleton
Sitoskeleton adalah jaringan filamen dan tubulus yang memanjang dari nukleus sampai ke membran plasma. Sitoskeleton berfungsi mempertahankan bentuk sel dan sebagai tempat melekatnya organel sel. Berikut adalah jenis-jenis sitoskeleton :
a)      Actin Filaments
1.      Tempat berjalannya myosin
2.      Berfungsi untuk perpindahan sel (cell locomotion)
b)      Intermediate Filaments : menjaga kekuatan dan integritas sel dan jaringan.
c)      Microtubules
1.      Tempat berjalannya kinesin (transport ke bagian perifer sel) dan dynein (transpor ke bagian tengah sel)
2.      Berfungsi mengangkut organel dan vesikel
3.      Mengatur perpindahan kromosom saat pembelahan sel
4.       Dipengaruhi oleh zat kimia seperti kolkisin dan taxol
3.   Matriks Ekstraseluler
Matriks ekstraseluler merupakan suatu jaringan yang mengelilingi sel. Matriks Ekstraseluler berfungsi untuk mechanical support dan mengatur aliran nutrisi dan rangsangan ke dalam sel. Matriks ekstraseluler terdiri dari :
a)      Fibrous : kolagen*, elastin, fibronektin, dan laminin.
b)      Non-fibrous : proteoglikan dan polisakarida
* Kolagen merupakan protein yang paling banyak di tubuh manusia (⅓ dari total protein). Kolagen berfungsi untuk perpindahan sel (cell migration), pelekatan sel (cell adhesion), penyaring molekul (molecular filtration), dan untuk perbaikan jaringan (tissue repair).

Daftar Pustaka
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc7d_mvtx4GKgIgB3xjpckuzX699ItqOWfPayIvTUJEqmeoauCPWwK4vx73koE89lemIKjIygn-ZbBeEctLTdBQV95JR2v3HzisLjGpNESCZaUWeo2do5WAcRlITVu2wg-3w941v-ZixC9/s1600/transport+active.bmp
Brooks, A. N., Turkarslan, S., Beer, K. D., Lo, F. Y., & Baliga, N. S. (2011). Adaptation of cells to new environments. Wiley Interdisciplinary Reviews. Systems Biology and Medicine, 3(5), 544–561. https://www.ncbi. nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3081528/#
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem (Edisi 6). Jakarta: EGC.
Campbell, N.A., Reece, J.B. (2010). Biologi Jilid I (Edisi Kesepuluh). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Comments

Popular posts from this blog

Fisiologi Hipotalamus, Hipofisis Anterior, Hipofisis Posterior, dan Adrenal

Perkecambahan Tanaman

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria