Asam Urat
Definisi
Artritis gout atau biasa dikenal sebagai penyakit asam urat merupakan
kumpulan gejala yang timbul akibat adanya deposisi kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat supersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler.
Istilah ini perlu dibedakan dengan penyakit
hiperurisemia yaitu peninggian kadar asam urat dalam serum lebih dari 7,0
mg/dL pada laki-laki dan 6,0 mg/dL pada wanita.
Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme yang mendasari terjadinya gout
(Tanto, et al., 2014).
a. Pemeriksaan
Jenis pemeriksaan yang dapat
dilakukan untuk mengetahui kadar asam urat seseorang adalah melalui pemeriksaan
laboratorium serum darah dan asam urat urin 24 jam (Tanto, et al., 2014)
Nilai Normal Darah
Dewasa: laki-laki: 4,0 – 8,5 mg/dl atau 0,24 - 0,52 mmol/L
wanita:
2,7 – 7,3 mg/dl atau 0,16 – 0,43 mmol/L
Manula: sedikit lebih tinggi
Anak-anak:
2,5 – 5,5 mg/dl atau 0,12 – 0,32
mmol/L
Bayi:
2,62 mg/L Urine 250–750
mg/24 jam atau
1,48–4,43 mmol/hari (SI units)
Batas kelarutan maksimal asam urat dalam darah: 7 mg/dL
Pemeriksaan
Penunjang
- Pemeriksaan analisis cairan sendi
Temuan kristal monosodium urat.
Cairan sendi sesuai kondisi
inflamasi (leukosit 5.000-80.000/mL), predominan neutrofil, kultur (-).
- Pemeriksaan radiologi : tidak
spesifik pada kondisi awal penyakit, soft
tissue pada sekitar sendi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
kadar asam urat
a) Stress, menyebabkan kadar asam urat
dalam serum meningkat.
b) Kontras radiologi menyebabkan kadar
asam urat dalam serum menurun dan kadar dalam urine meningkat.
c) Obat-obatan yang dapat meningkatkan
kadar asam urat dalam serum: alkhol, asam askorbit, aspirin dosis rendah,
kafein, cisplatin, diazoxide, diuretik, epinefrin, ethambutol, levodopa,
metal-dopa, asam nikotinat, fenotiazin, dan theofilin.
d) Obat-obatan yang menurunkan kadar
asam urat dalam serum: alopurinol, aspirin dosis tinggi, azathioprin,
clofibrat, kortikosteroid, estrogen, infuse glucose, guafenisin, manitol,
probenecid, dan warfarin.
b. Gejala
Penyakit
ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sebuah
sendi pada saat tengah malam,biasanya pada ibu jari (sendi metatarsofalangeal
pertama) atau jari kaki (sendi tarsal). Jumlah sendi yang meradang kurang dari
empat (oligoartritis), dan serangannya di satu sisi (unilateral). Kulit
berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri. Pembengkakan sendi
umumnya terjadi secara asimetris (satu sisi tubuh). Gejala lain yang mungkin
terjadi adalah berupa:
1) Demam, dengan suhu tubuh 38.3o C
atau lebih, tidak menurun selama
tiga hari, walaupun telah dilakukan perawatan
2) Ruam kulit,sakit tenggorokan, lidah
berwarna merah atau gusi bardarah.
3) Bengkak pada kaki atau peningkatan
berat badan yang tiba-tiba
4) Diare atau muntah
Serangan
asam urat biasanya akan terhenti secara menyeluruh setelah asam urat hilang dari sendi.
(Vitahealth.2005).
c. Faktor Risiko
a) Genetik
b) Usia lanjut baik pria maupun wanita.
Terutama pada wanita yang sudah menopouse
c) Gagal ginjal kronik
d) Hipertensi
e) Obesitas
f) Gaya hidup
-
Konsumsi
alkohol akan menimbulkan fluktuasi urat serum
-
Makanan
yang mengandung banyak purin
d. Penyebab
Penyebab tingginya asam urat hingga
terjadi hiperurisemia yang dapat mengakibatkan gout antara lain sebagai
berikut,
a) Produksi asam urat dalam tubuh
meningkat
Produksi asam urat dalam tubuh dapat
meningkat karena adanya gangguan metabolisme purin. Ganguan metabolisme purin
ini bisa disebabkan adanya kelainan gen atau karena kelebihan konsumsi makanan
berkadar purin tinggi seperti daging, jeroan, kepiting, keju, kacang tanah,
bayam, dan buncis. Produksi asam urat juga meningkat karena adanya penyakit
tertentu seperti leukimia dan terapi tertentu seperti kemoterapi dan
radioterapi.
b) Penurunan ekskresi
Pembuangan asam urat berkurang
karena
- Pengaruh obat tertentu seperti anti
TB atau pyrazinamid dan salisilat
- Dalam keadaan kelaparan atau diet
terlalu ketat
- Keracunan
- Olahraga terlalu berat
- Meningkatnya kadar kalsium darah
akibat penyakit hipertiroid
- Hipertensi
- Gagal ginjal
e. Proses
Terjadinya
gout sangat berkaitan dengan metabolisme purin. Hal ini dikarenakan asam urat
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin. Berikut adalah proses metabolisme
purin.
Sumber
:Murray, R.K., et al. (2014). Biokimia
Harper. Alih bahasa Manurung, L.R. dan Mandera, L.I. Jakarta : EGC. hal.
376
Ketika
kadar asam urat melebihi kelarutannya yakni 7 mg/dL (Tanto, et. al., 2014) maka
akan terjadi kristalisasi monosodium urat dari depositnya di dalam tofus (crystal shedding) yang pada akhirnya
menimbulkan inflamasi (Tehupeiory dalam Sudoyo, A.W., et al., 2007).
Menurunnya
kelarutan kristal monosodium urat juga dipengaruhi oleh faktor suhu. Pada
jaringan perifer seperti tangan dan kaki, suhu tubuh lebih rendah dibandingkan
suhu tubuh inti sehingga kelarutan kristal monosodium urat lebih rendah di
ekstremitas.
Inflamasi
yang dirasakan pasien biasanya terjadi di persendian pada waktu malam atau pagi
hari. Menurut penelitian Simkin (Tehupeiory dalam Sudoyo, A.W., et al., 2007),
kecepatan difusi molekul urat dari ruang sinovia ke dalam plasma hanya setengah dari kecepatan air. Dengan
demikian konsentrasi urat dalam sinovial sendi seperti metatarsofalangeal-1
(MTP 1) menjadi seimbang dengan urat plasma pada siang hari selanjutnya bila
cairan sendi di resorbsi waktu berbaring, akan terjadi peningkatan kadar urat
lokal. Hal inilah yang menjelaskan mengapa inflamasi monosodium urat sering
terjadi di persendian dan terjadi pada malam hari atau pagi hari.
f. Gambaran Klinis
Tahap
1 : hiperurisemia asimptomik, belum
menunjukan gejala selain peningkatan asam urat serum
Tahap
2 : artritis gout akut, terjadi
pembengkakan mendadak dan inflamasi di persendian jari kaki atau tangan yang
timbul pada malam atau pagi hari
Tahap
3 : intercritical
Tahap
4 : gout kronis
g. Sasaran Utama Asam Urat
1) Jari, kristal asam urat (tophi)
menyukai daerah yang bersuhu dingin seperti ujung jari tangan dan kaki.
2) Ibu Jari, hampir 90% serangan
pertama asam urat adalah pada sendi ibu jari, terutama pada kaki.
3) Sendi lutut dan pergelangan kaki,
asam urat sering menyerang sendi lutut dan pergelangan kaki.
4) Daun telinga, kristal asam urat
sering mengendap di daun telinga, membentuk benjolan putih yang mirip jerawat.
5) Retina mata, pengendapan asam urat
menyebabkan gangguan penglihatan.
6) Saluran cerna, asupan makanan tinggi
purin menjadi penyebab utama dari serangan asam urat.
7) Ginjal, dua pertiga dari asam urat
dibuang melalui ginjal. Bila terjadi gangguan pada ginjal, maka kristal asam
urat dapat mengendap pada ginjal dengan akibat terjadinya batu ginjal dan
gangguan fungsi ginjal
8) Jantung, kristal asam urat dapat
pula mengendap di jantung dengan akibat gangguan fungsi jantung.
h. Terapi
a) Non mendikamentosa
- Hindari memakan makanan yang tinggi
purin (jero-jeroan, daging merah, makanan hasil laut, sarden)
- Hindari minum alkohol.
b) Medikamentosa
- Allopurinol : untuk menurunkan kadar
asam urat. Bekerja sebagai inhibitor untuk menekan produksi asam urat.
- Probenesid : merupakan obat
urikosurik, untuk membantu dan mempercepat pembuangan asam urat lewat ginjal.
- Golongan OAINS : untuk mengatasi
radang dan rasa sakit seperti indometasi, ibuproven, ketoproven, dan
deklofenak.
- Kolkisin : untuk serangan berulang.
i.
Cara
Pencegahan
Selain
degan cara mengobati, salah satu cara mengatasi penyakit asam urat adalah
dengan mengatur jumlah kalori yang masuk makanan yang boleh dimakan (diet),
dengan syarat diet sesuai berikut ini :
1) Jumlah kalori yang berasal dari
makanan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh berdasarkan indeks masa denag
aktifitas fisik.
2) Mengurangi konsumsi karbohidrat
sederhana (zat gula).
3) Menghindari mengkonsumsi makanan
yang mengandung purin tinggi, seperti:
a) Jeroan: hati, limpa, babat, usus,
paru otak, jantung
b) Sari laut: udang, kerang, remis,
kepiting
c) Makanan kaleng: ikan sarden, cornet
beef
d) Ekstrak daging: kaldu
e) Unggas: bebek, angsa, burung dara,
ayam.
f) Buah – buahan: durian, alpokat,
nanas, air kelapa, melinjo, dan emping melinjo
4) Menghindari alkohol : bir, wiski,
anggur, tape, brem, tuak, dan minuman hasil fermentasi.
5) Membatasi konsumsi protein hingga
15% dari total kolori.
6) Membatasi konsumsi lemak jenuh dan
tidak jenuh (santan, daging berlemak, mentega dan makanan menggunakan minyak)
hanya 15% dari total kalori.
7) Cukup kebutuhan air minum.
(Vitahealth. 2005)
Daftar Pustaka
Vitahealth.
(2005). Asam Urat. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Sudoyo,
A.W., et al. (2007). Ilmu Penyakit Dalam (Edisi
IV). Jilid 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Sudoyo,
A.W., et al. (2007). Ilmu Penyakit Dalam (Edisi
IV). Jilid 2. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Tanto,
C., et al. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran (Edisi IV). Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....