Central Dogma
Central dogma adalah aliran informasi genetik dari DNA-RNA-protein.
Informasi dari DNA akan diduplikasi saat terjadi pembelahan sel (replikasi) dan
akan disalin menjadi mRNA (transkripsi). Kemudian mRNA akan ditranslasi menjadi
asam amino.
1)
Replikasi DNA
Replikasi
DNA merupakan proses penggandaan rantai ganda DNA yang terjadi sebelum proses
pembelahan sel. Pada eukariotik proses replikasi terdapat di fase S atau
sintesis pada siklus interfase.
Menurut
Albert (2008) replikasi dimulai dari daerah yang disebut titik mula replikasi (replication origin). Prokariotik
memiliki satu titik mula sedangkan eukariotik memiliki beberapa ratus hingga
ribu titik timbul. Hal ini dikarenakan DNA prokariotik berbentuk sirkuler.
Menurut
Albert (2008) terdapat beberapa protein yang menginisiasi replikasi DNA dengan
mengenali sekuens replication origin.
Protein ini disebut initiator protein.
Initiator protein kemudian berikatan dengan protein yang membawa enzim DNA
helikase. Enzim DNA helikase kemudian membuka ikatan hidrogen dari untai ganda
DNA sehingga menimbulkan gelembung replikasi. ujung-ujung dari gelembung
replikasi disebut garpu replikasi (replication
fork).
Menurut
Campbell dan Reece (2010) setelah pemisahan ini, untai tunggal DNA induk akan
distabilkan oleh protein pengikatan beruntai tunggal (single-strand binding protein). Pembukaan uliran heliks ganda ini
juga menyebabkan uliran dan tegangan pada area di dekat garpu replikasi. Maka
untuk mengurangi tegangan ini, enzim tropoisomerase akan memuntir, mematahkan,
dan menggabungkan kembali untai-untai DNA.
Pembukaan
DNA ini menyebabkan RNA primase bisa masuk (Albert, 2008) kemudian menyintesis
RNA primer (Campbell dan Reece, 2010) untuk mengawali DNA polimerase
mengkatalisis sintesis DNA baru dengan cara menambahkan nukleotida-nukleotida
ke rantai yang telah ada sebelumnya.
Meskipun
pada eukariota terdapat setidaknya 11 DNA polimerase, tetapi pada prinsipnya
ada dua DNA polimerase yang berperan utama dalam replikasi yakni DNA polimerase
III dan DNA polimerase I (Campbell dan Reece, 2010, h. 340)
Ada dua
cara replikasi DNA :
a) Leading
Strand (Untai
Maju)
Pada leading strand, DNA polimerase III memperpanjang untai baru DNA
dengan arah 5’ -> 3’ yakni searah dengan berjalannya garpu replikasi
b) Lagging
Strand (Untai
Lamban)
Pada leading strand, DNA polimerase III memperpanjang untai baru DNA
dengan arah 3’ -> 5’ yakni menjauhi garpu replikasi. Lagging strand ini disintesis secara tersendat-sendat sebagai
segmen-segmen yang disebut fragmen Okazaki.
Menurut Campbell dan Reece (2010),
tugas dari DNA polimerase I adalah menggantikan RNA primer dengan nukleotida
versi DNA, menambahkan satu demi satu ke ujung 3’ fragmen Okazaki yang
bersebelahan. Kemudian untuk menyelesaikan replikasi, DNA ligase menggabungkan
tulang punggung gula fosfat dari semua fragmen Okazaki menjadi DNA tak
terputus.
2)
Sintesis Protein
a) Sintesis Protein
A. Transkripsi
Transkripsi adalah proses transkrip
atau menyalin kode DNA dengan membentuk RNA. Tahap-tahap transkripsi :
1)
Inisiasi
Hal yang
penting dalam proses inisiasi adalah penentuan sekuens untai DNA mana yang akan
menjadi cetakan. Penentuan ini ditentukan oleh promoter, salah satu promoter
yang sangat penting pada eukariota adalah TATA
box. Enzim RNA polimerase akan menempel pada promoter kemudian memisahkan
kedua untai DNA dan menggabungkan nukleotida-nukleotida RNA sebagai pasangan
dari sekuens DNA cetakan (Campbell dan Reece, 2010). Pada eukariota, penempelan
promoter dengan RNA polimerase dibantu oleh sekelompok protein yang disebut
faktor transkripsi (transcription factor).
Keseluruhan kompleks transcription factor,
RNA polimerase, dan promoter disebut sebagai kompleks inisiasi transkripsi (transcription initiation complex).
Transkripsi dimulai dari nukleotida ke 25 setelah TATA box.
Pada
beberapa kasus, RNA polimerase dibantu oleh grup protein lain seperti faktor
aktivator (activator factor) dan
faktor repressor (repressor factor). Activator factor berperan sebagai enhancer bekerjasama dengan transcription factor penginisiasian RNA
polimerase dalam transkripsi. Repressor
factor berperan untuk menghentikan RNA polimerase dan menghentikan ekspresi
gen dengan cara menempel pada bagian noncoding
DNA yang disebut silencer.
2)
Elongasi
RNA polimerase merangkaikan
nukleotida-nukleotida RNA sesuai dengan pasangan cetakan DNA pada 3’. Ikatan
ganda DNA segera terbentuk kembali dan m-RNA keluar dari lilitan DNA template.
3)
Terminasi
Pada Prokariot : RNA polimerase
langsung berhenti apabila sudah mencapai terminator
Pada Eukariotik : RNA polimerase
masih merangkaikan nukleotida RNA sampai beberapa ratus basa sesudah mencapai
terminator sehingga terbentuk loop. Menurut Campbell dan Reece (2010), pada
eukariotik RNA polymerase II mentranskripsikan sekuens pada DNA disebut sinyal
poliadenilasi yang mengkodekan suatu sinyal poliadenilasi (AAUAAA) pada
pre-mRNA kmudian pada suatu titik kira-kira 10-35 nukleotida yang mengalir ke
hilir dari sinyal AAUAAA, protein-protein yang berasosiasi dengan transkrip
pre-mRNA yang sedang tumbuh memotong bagian tersebut sehingga terlepas dari RNA
polimerase.
B. RNA Processing
RNA processing (pemrosesan RNA) memodifikasi pre m-RNA dengan cara-cara
spesifik agar menjadi m-RNA mature yang siap untuk translasi. RNA processing
ini hanya terdapat pada eukariotik karena sebagian besar gen dan transkrip RNA
eukariotik mengandung rentangan panjang nukleotida bukan pengode. Berbeda
dengan prokariotik yang semua gennya merupakan gen pengode. Modifikasi RNA
dilakukan dengan cara :
1) Capping
5’ (Tudung 5’) : modifikasi ujung 5’ dengan
penambahan Guanosin Triphosphate
2) Penambahan Poly A-Tail (ekor poli-A) : penambahan nukleotida Adenin sebanyak
50-250 di ujung 3’ mRNA.
3) Splicing : proses pemotongan intron (noncoding region) sehingga m-RNA hanya memiliki exon (coding region)
Capping 5’ dan penambahan poly
A-tail menurut Campbell dan Reece (2008) berperan dalam memfasilitasi ekspor
mRNA matang dari nukleus, melindungi RNA dari degradasi oleh enzim-enzim
hidrolitik ketika berada di sitoplasma, dan membantu ribosom melekat pada ujung
5’ mRNA.
C. Translasi
Proses
translasi terjadi pada ribosom yang menempel di retikulum endoplasma kasar.
Proses translasi juga terdiri dari 3 tahap yaitu inisiasi, elongasi dan
terminasi.
a.
Inisiasi
Tahapan ini selalu dimulai dengan
kodon AUG pada mRNA yang mengkode asam methionin (Met). Pada saat mRNA
mendekati ribosom ujung 5’ mengkap molekul 7-Methil-guanyl
atau disebut Cap Binding Protein (CBP). Protein ini mengatur mRNA untuk berada
pada bagian permukaan ribosom yang disebut 40S ribosomal unit. Pada waktu yang
sama tRNA mengikat asam amino methionine dengan bantuan enzim amino acyl tRNA
transferase. Setiap kodon yang dibawa mRNA masing-masing mempunyai tRNA
ditentukan oleh rangkaian tiga basa yang menjadi komplementer kodon mRNA, yang
disebut anti kodon. Menempelnya asam nukleat methionine bersama dengan
terbentuknya anti kodon merupakan akhir dari tahap insiasi.
b.
Elongasi
Terjadinya katalisasi oleh sejumlah
rRNA (ribosomal RNA) bersama dengan serangkaian faktor elongasi yang membawa
seri tRNA selanjutnya yang berasosiasi dengan tRNA sebelumnya. Proses terus
berlangsung sampai menemui kodon stop (UAG/UAA/UGA). Setiap tRNA membawa masing-masing asam nukleat,
sehingga terbentuk sekumpulan asam nukleat yang diikat oleh ikatan peptide
membentuk protein.
c.
Terminasi
Tahapan ini adalah proses terakhir
translasi. Proses ini dimulai dengan kodon stop (UAG/UAA/UGA) memasuki ribosom.
Tidak ada tRNA untuk stop kodon dan ikatan peptidan terlepas dari ribosom.
Proses ini dibantu oleh beberapa protein terminasi.
Daftar Pustaka
Alberts, B., Johnson, A.,
Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., dan Walter, P. (2008). Molecular Biology of The Cell (5th Edition). New York : Garland
Science, Taylor & Francis Group, LLC.
Campbell, N.A., Reece, J.B. (2010). Biologi Jilid I (Edisi Kesepuluh).
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Karp, G. (2010). Cell
and Molecular Biology : Concepts and Experiments (6th Edition). United
States of America: John Wiley & Sons, Inc. 1.3 : 7-12.
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....