Cacing Tidak Malas
Suatu ketika, cacing menggeliat kepanasan terkena terik matahari. Pagi itu hari cerah. Kesempatan bagi si cacing untuk berolahraga pagi. Cacing ini memang unik, di saat teman-temannya memilih berbecek-becek ria di kubangan lumpur, dia memutuskan untuk merenggangkan urat saraf menerima cahaya pagi sebanyak-banyaknya.
Dia putar tubuhnya sedikit ke kanan sedikit ke kiri. "Ahhh... nikmat," gumamnya.
Pembaca yang budiman, barangkali anda terheran-heran membaca bait paragraf di atas. Mengapa saya menulis tentang cacing. Mungkin anda berpikir, apa peduli saya dengan cacing? Saya kan manusia!
Betul! Anda dan kita manusia. Tidak salah pula bila kita belajar dari alam. Allah menciptakan alam ini tidaklah membawa kesia-siaan. Selalu ada manfaat, selalu ada hikmah dari kondisi alam, kapanpun dimanapun.
Cacing yang terlihat menggeliat itu, mungkin dapat anda jumpai berupa cacing yang sedang menyeberang jalan. Cacing tersebut tentunya ditimpa sinar matahari yang mungkin bisa membuat tubuhnya kekeringan (dehidrasi). Selain itu, cacing yang keluar dari tempat persembunyiannya itu dan bahkan melewati jalan yang biasa dilalui manusia akan membahayakan dirinya sendiri. Apa tidak takut cacing itu diinjak manusia? Apa tidak takut cacing itu terlindas ban sepeda?
Tapi begitulah. Itu suatu Sunnatullah (ketetapan Allah) bahwa cacing juga tak mau selamanya berdiam diri di dalam tanah. Cacing tak selamanya berkubangan santai di zona nyamannya. Cacing pun berjalan-jalan, barangkali dia menemukan tempat yang lebih empuk baginya.
Dari situlah kita belajar. Kenapa pagi-pagi di hari minggu ini kita bermalas-malas ria di dalam rumah? Kenapa kalah dengan cacing yang memilih untuk "jogging"?
Dari situlah kita belajar. Ada tekad yang kuat di benak cacing untuk mencari hal-hal baru. Cacing bersedia keluar dari persembunyiannya. Barangkali cacing akan menemukan hal-hal menarik, makanan lezat, atau tempat tinggal yang lebih nyaman buatnya. Karena itu, teman-temanku, keluarlah dari zona nyaman kita. Berjuanglah!
Pesan terakhir, berolahragalah!
Dia putar tubuhnya sedikit ke kanan sedikit ke kiri. "Ahhh... nikmat," gumamnya.
Pembaca yang budiman, barangkali anda terheran-heran membaca bait paragraf di atas. Mengapa saya menulis tentang cacing. Mungkin anda berpikir, apa peduli saya dengan cacing? Saya kan manusia!
Betul! Anda dan kita manusia. Tidak salah pula bila kita belajar dari alam. Allah menciptakan alam ini tidaklah membawa kesia-siaan. Selalu ada manfaat, selalu ada hikmah dari kondisi alam, kapanpun dimanapun.
Cacing yang terlihat menggeliat itu, mungkin dapat anda jumpai berupa cacing yang sedang menyeberang jalan. Cacing tersebut tentunya ditimpa sinar matahari yang mungkin bisa membuat tubuhnya kekeringan (dehidrasi). Selain itu, cacing yang keluar dari tempat persembunyiannya itu dan bahkan melewati jalan yang biasa dilalui manusia akan membahayakan dirinya sendiri. Apa tidak takut cacing itu diinjak manusia? Apa tidak takut cacing itu terlindas ban sepeda?
Tapi begitulah. Itu suatu Sunnatullah (ketetapan Allah) bahwa cacing juga tak mau selamanya berdiam diri di dalam tanah. Cacing tak selamanya berkubangan santai di zona nyamannya. Cacing pun berjalan-jalan, barangkali dia menemukan tempat yang lebih empuk baginya.
Dari situlah kita belajar. Kenapa pagi-pagi di hari minggu ini kita bermalas-malas ria di dalam rumah? Kenapa kalah dengan cacing yang memilih untuk "jogging"?
Dari situlah kita belajar. Ada tekad yang kuat di benak cacing untuk mencari hal-hal baru. Cacing bersedia keluar dari persembunyiannya. Barangkali cacing akan menemukan hal-hal menarik, makanan lezat, atau tempat tinggal yang lebih nyaman buatnya. Karena itu, teman-temanku, keluarlah dari zona nyaman kita. Berjuanglah!
Pesan terakhir, berolahragalah!
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....