BALASAN SETIMPAL PERBUATAN

Pada suatu ketika ada dua orang nelayan yang hidup di daerah Banda Aceh, yang bernama Tengku Umar dan Teuku Utsman. Tengku Umar mempunyai badan yang besar dan tenaga yang kuat sedangkan Teuku Utsman memiliki badan yang kecil dan tenaga yang lemah. Pada saat musim langka ikan mereka berangkat melaut dengan kapalnya sendiri-sendiri. Berhari-hari mereka melaut tapi tidak satu pun ikan yang tertangkap, hingga akhirnya Teuku Utsman mendapatkan ikan berbobot 30 kg. Tengku Umar yang mendengar berita itu pun langsung datang ke Teuku Utsman untuk memaksa Teuku Utsman agar menyerahkan ikan itu kepadanya. Namun Teuku Utsman masih bersikeras mempertahankan ikannya, tapi karena Tengku Umar tenaganya lebih kuat dari Teuku Utsman maka Tengku Umar pun mendapatkan ikan tersebut. Setalah mendapatkan ikan itu Tengku Umar pun pulang untuk menyimpan ikan itu di rumah dan Tengku Umar pun tidur. Tanpa ia sadari ikan tadi masih hidup dan menggigit jempol Tengku Umar yang sedang tidur pulas, Tengku Umar pun bertertiak kesakitan dan langsung membanting ikan itu ke lantai hingga ikan itu mati. Dan Tengku Umar melanjutkan tidurnya, tapi di tidur yang kedua ini ia tidak bisa tertidur karena jempolnya sakit. Karena jempolnya sangat sakit, maka Tengku Umar pun pergi ke tabib untuk memriksakan jempolnya. Lantas tabib pun memeriksa keadaan jempol Tengku Umar dan si tabib pun terkejut karena jempol Tengku Umar ternyata terkena racun dan harus diamputasi. Si tabib pun menceritakan keadaan jempol Tengku Umar kepada Tengku Umar dan Tengku Umar pun bersedia dipotong jempolnya agar racun itu tidak menjalar keseluruh tubuhnya. Si tabib pun memotong jempol Tengku Umar dan ternyata Tengku umar masih kesakitan di hastanya. Si tabib memriksa hasta Tengku umar dan lagi-lagi hasta Tengku Umar ternyata terjalar racun tadi dan hasta Tengku Umar harus dipotong, dan dipotonglah hasta Tengku Umar. Ternyata Tengku Umar masih merasakan sakit di lengannya, si tabib pun memeriksa hasta Tengku Umar dan lagi-lagi lengan Tengku Umar terjalar racun tersebut dan harus dipotog. Akhirnya si tabib pun memotong lengan Tengku Umar, tetapi Tengku Umar masih merasakan sakit di bahu dan badannya. Akhirnya si tabib pun mengajak Tengku Umar untuk mengintrokpeksi dirinya untuk mengingat peristiwa sebelum Tengku Umar menderita sakit karena racun tersebut. Dan Tengku Umar pun teringat tentang perlakuan dirinya terhadap Teuku Utsman yang kejam dengan mengambil ikan Teuku Utsman dengan memaksanya. Tengku Umar pun langsung menceritakan peristiwa itu kepada si tabib, dan si tabib pun menyarankan agar Tengku Umar mengembalikan ikan yang dirampasnya dari tangan Teuku Utsman dan meminta maaf kepada Teuku Utsman. Tengku Umar pun melaksanakan saran si tabib dan seketika itu rasa sakit itu pun hilang, namun nasi sudah menjadi bubur Tengku Umar sudah kehilangan tangannya. Dan mulai saat itu Tengku Umar tidak pernah berlaku sewenang-wenang lagi kepada orang lain da menasihati orang lain agar tidak berbuat dholim kepada diri sendiri maupan orang lain. Dari cerita di atas bisa kita petik pelajaran agar kita tidak berbuat dhalim dan kerusakan di dunia ini. Ingatlah sabda Rasulullah SAW “orang dhalim itu rugi, karena pada hari kiamat ia membawa pahala shalat, shaum, dan zakat. Namun, ia juga membawa perbuatan dhalim,maka pahala kebaikannya itru diberikan kepada orang yang didhalimi.” Pada dasarnya orang yang berbuat dhalim itu sedang menggali lubang untuk dirinya sendiri. Dan ingatlah juga Firman Allah SWT di surat Ibrahim ayat 42 yangmenjadi ancaman keras orang yang berbuat dhalim dan menjadi penghibur bagi yang didhalimi.

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi