JABATAN PEMIMPIN

Sekarang, jabatan sebagai pemimpin sangat diperebutkan para manusia mulai dari Kepala Desa hingga Presiden. Mereka memperebutkan jabatan itu dengan sekuat tenaga mengorbankan dirinya, harta bendanya yang tidak sedikit jumlahnya bahkan ada yangsampai hutang kepada orang lain. Padahal jabatan yang mereka perebutkan bukanlah tugas yang mudah, tapi karena mereka cuma melihat kekayaan yang diperoleh pemimpin sebelumnya. Bahkan dalam perebutan jabatan pemimpinitu pasti ada korbannya baik korban mental, materiil, dan sosial. Saking pinginnya menjadi seorang pemimpin yang berkuasa ada orang sampai bangkrut usahanya bahkan ada yang sampai gila. Jika kita telaah dan pelajari lebih dalam tentang makna jabatan pemimpin, pasti kita tidak akan memperebutkannya bahkan kita pasti enggan mendudukinya. Hal ini dikarenakan tanggung jawab yang sangat berat menanti diri kita di dunia dan akhirat. Umar bin Abdul Aziz pernah membri nasihat kepada Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik pada waktu berhaji “mereka semua adalah rakyatmu hari ini dan Anda akan dimintai pertanggungjawaban terhadap nasib mereka nanti,” dan pada nasihat yang lain pula Umar berkata ”Mereka akan menjadi musuhmu kelak di Hari Kiamat (jika Anda tidak berbuat adil).” Nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada pamannya, Abbas ketika ia meminta jabatan gubernur kepada Rasulullah “Hai Abbas, wahai paman Nabi, jiwa yang kamu hidupkan lebih baik daripada jabatan gubernur yang tidak bisa kamu hitung.” Jika kita pelajari sejarah Khalifah Islam Dunia pun kita akan menemukan banyak khalifah yang sebenarnya tidak mau menduduki jabatan tersebut. Bahkan seorang sahabat Rasulullah SAW yang terkenal sikap kerasnya yaitu Umar bin Khattab pun menganggap jabatn khalifah sebagai suatu musibah yang sangat besar. Jika kita pelajari sejarah lebih dalam lagi kita akan menemukan bahwa pemimpin seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Mu’awiyah, d.ll sangat berhati-hati dalam menjalankan roda pemerintahannya karena mereka sangat takut dengan adzab Allah SWT karena melalaikan amanahnya. Abu Bakar menganjurkan rakyatnya untuk membantunya ketika dia berbuat benar dan meluruskannya ketika dia berbuat salah. Bahkan Abu Bakar pernah berkata “Taatlah kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada kewajiban tatt bagi kalian kepadaku!” Beliau mengatakan hal itu karena dia sangat takut adzab Allah SWT. Tapi mengapa sekarang orang memperebutkan jabatan bahkan jika ia sudah menjadi pemimpin di suatu daerah ia masih ingin menjadi pemimpin di daerah lain. Sekarang sepertinya orang yang memperebutkan jabatan sudah tidak memperhitungkan resiko jabatan tersebut. Mereka hanya melihat dan merasa bahwa dirinya mampu dan bisa memimpin di suatu daerah. Mereka pun saling menyalahkan dalam debat calon pemimpin tanpa melihat kesalahannya sendiri. Merka juga suka mengobral janji kepada rakyatnya agar ia dipilih dan menjadi pemimpin. Dan jika mereka sudah menduduki jabatan tersebut dengan mudahnya dan tanpa rasa takut mereka melupakan kewajiban mereka, janji mereka, dan rakyat yang memilih mereka. Padahal Umar bin Khattab pernah berkata ”seandainya seekor anak biri-biri mati di pinggir Sungai Eufrat karena sia-sia, maka aku khawatir Allah akn menanyaiku tentangnya.” Tapi mengapa sekarang para pemimpin dengan mudah dan tanpa rasa takut melalaikan amanahnya itu? Semoga saja Allah SWT segera menyadarkan mereka akan amanah yang mereka t

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi