Budidaya Ikan sidat
Indonesia
merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, tidak terhitung kekayaan yang
terdapat di indonesia ini. Kekayaan itu sampai sekarang belum di maksimalkan
oleh sumber daya manusia yang ada termasuk dalam dunia perikanan. Tidak dapat
di pungkiri bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan wilayah perairan
daripada wilayah daratan, tetapi Indonesia belum bisa memanfaatkan semua sumber
daya yang ada tersebut.
Permintaan dan kebutuhan ikan sekarang ini terus meningkat yang di iringi
dengan kesadaran akan pola hidup sehat dan usaha untuk memenuhi kebutuhan
protein untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara itu ketersediaan ikan semakin lama semakin menurun dikarenakan
masyarakat hanya berusaha menangkap tanpa berfikir untuk membudidayakan.Oleh karena
itu dalam kesempatan ini kami akan mengulas tentang budidaya ikan sidat agar
nantinya ikan sidat ini tidak akan tergerus masa dan hanya tinggal sejarah.
Ikan sidat
merupakan ikan asli Indonesia yang terutama daerah penyebaran di samudra Indonesia. Ikan sidat mempunyai siklus hidup reproduksi yang unik
dan rumit, di mana ikan sidat dewasa yang telah matang gonad akan bermigrasi ke
laut dan berpijah di kedalaman laut lebih dari 300m. Setelah telur menetas,
larva sidat (leptocephalus) yang berbentuk seperti pita transparan, akan
terbawa oleh arus laut dan kembali ke perairan pantai. Sebelum memasuki
perairan pantai, larva akan bermetamorfosa menjadi glass eel dan siap tumbuh
dan berkembang di sungai. Maka dari daur ulang yang rumit itu yang jelas pada
fase tumbuh dan berkembang ikan ini di sungai atau air tawar maka membuat ikan
sidat ini membuat suatu peluang usaha yang berpotensi menghasilkan rupiah dan
dapat memenuhi kebutuhan akan permintaan yang ada sekarang.
A.
IKAN SIDAT
1.
Klasifikasi
Ikan Sidat
Menurut Nelson (1994)
ikan sidat diklasifikasikan sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas :
Actinopterygii
Subkelas : Neopterygii
Division : Teleostei
Ordo : Anguilliformes
Famili : Anguillidae
Genus : Anguilla
Species
: Anguilla spp.
2. Morfologi Ikan Sidat
Tubuh sidat berbentuk bulat memanjang, sekilas mirip dengan belut yang
biasa dijumpai di areal persawahan. Salah satu karakter/bagian tubuh sidat yang
membedakannya dari belut adalah keberadaan sirip dada yang relatif kecil dan
terletak tepat di belakang kepala sehingga mirip seperti daun telinga sehingga
dinamakan pula belut bertelinga. Bentuk tubuh yang memanjang seperti ular
memudahkan bagi sidat untuk berenang diantara celah-celah sempit dan lubang di
dasar perairan.
Panjang tubuh ikan sidat bervariasi tergantung jenisnya yaitu antara 50-125
cm. Ketiga siripnya yang meliputi sirip punggung, sirip dubur dan sirip ekor
menyatu. Selain itu terdapat sisik sangat kecil yang terletak di bawah kulit
pada sisi lateral. Perbedaan diantara jenis ikan sidat dapat dilihat antara
lain dari perbandingan antara panjang preanal (sebelum sirip dubur) dan
predorsal (sebelum sirip punggung), struktur gigi pada rahang atas, bentuk
kepala dan jumlah tulang belakang.
3. Daur Hidup Ikan Sidat
Daur hidup ikan sidat dibagi menjadi
3 fase yaitu :
a. Fase hidup
di laut, yaitu pada saat telurnya menetas menjadi larva (leptocephali)
berbentuk seperti pita transparan.
b. Fase hidup
di daerah estuari, dimana larva telah berkembang menjadi elver atau “glass eel”
dengan cirri-ciri tubuh masih tembus pandang. Pada fase ini larva aktif
bermigrasi dari laut dalam ke arah estuari atau muara sungai mencari salinitas
yang lebih rendah, pada fase ini pigmentasi mulai berkembang.
c. Fase hidup
di sungai untuk tumbuh menjadi individu dewasa.
4. Jenis-jenis ikan sidat
Sidat (eels) adalah
ikan dari famili Anguillidae. Ada sekitar 16 sd. 20 spesies sidat, yang
kesemuanya merupakan genus Anguilla. Di antaranya adalah
1.
Sidat Eropa (Anguilla anguilla);
2.
Sidat Jepang (Anguilla japonica),
3.
Sidat Amerika (Anguilla rostrata);
4.
Sidat sirip pendek (Anguilla australis),
5.
Sidat putih (Anguilla marmorata),
6.
Sidat loreng (Anguilla nebulosa),
7.
Sidat loreng India (Anguilla bengalensis bengalensis),
8.
Sidat loreng Afrika (Anguilla bengalensis labiata),
9.
Sidat sirip pendek Indonesia (Anguilla bicolor bicolor),
10.
sidat sirip pendek india (Anguilla bicolor pacifica),
11.
sidat sirip panjang Indonesia (Anguilla malgumora),
12.
sidat sirip panjang Sulawesi (Anguilla celebensis),
13.
sidat sirip panjang Selandia Baru (Anguilla dieffenbachii),
14.
sidat sirip panjang dataran tinggi (Anguilla interioris),
15.
sidat sirip panjang Polynesia (Anguilla megastoma),
16.
sidat sirip panjang Afrika (Anguilla mossambica),
17.
sidat sirip pendek pasifik atau sidat pasifik selatan (Anguilla obscura)
18.
sidat bintik sirip panjang atau sidat
sirip panjang Australia (Anguilla reinhardtii).
B.
BUDIDAYA
IKAN SIDAT
1.
Pembuatan kolam
Dalam pembuatan kolam harus diperhatikan faktor-faktor yang dapat
mempercepat terhadap pertumbuhan dari ikan sidat sendiri diantaranya yaitu
suhu, bentuk kolam, kedalaman kolam, aliran air, ph, intensitas cahaya, dan
daerah disekitar kolam. Dalam pembesaran ikan sidat diusahakan agar suhu pada
media air untuk keangsungan hidup ika ini sekitar 180c-270, dalam kisaran suhu
tersebut ikan akan memiliki daya tahan yang
bagus dan memiliki nafsu makan yang tinggi. Selain itu ph juga sangat
berpengaruh untuk pertumbuhan ikan sidat ini. Untuk mendapat hasil yang terbaik
sebaiknya dalam kolam ini terdapat ph dlam kisaran 6,5-7,5.
Kolam budidaya untuk pembesaran ikan sidat terdapat bermacam-macam jenisnya
yaitu kolam jaring apung, kolam tanah dan kolam beton yang terbuat dari semen.
Air dalam kolam sebaiknya jernih dan terdapat lumutnya karena ikan sidat lebih
senang untuk bersembunyi dan bisa untuk sebagai makanan alami untuk ikan sidat
ini sendiri.
Pembuatan kolam untuk memelihara harus memenuhi berbagai persyaratan.
Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan itu antara yang lain: letak
tanah,keadaan tanah, luas kolam, bentuk kolam, dalam kolam, pematang, dasar
kolam, saluran pemasukan air,pintu pengeluaran atau monik,dan penggalian kolam
2.
Pemberian Pakan
Pemberian makanan kepada
ikan adalah penting karena akan menentukan tinggi rendahnya hasil. Selain
makanan alami yang telah tersedia dengan sendirinya, ikan-ikan yang kita
pelihara harus pula diberi makanan tambahan. Jumlah rangsum harian(makanan
harian) adalah jumlah makanan yang diberikan dalam sehari dibandingkan dengan
berat badan ikan. Secara umum dikatakan bahwa ikan yang semakin tua akan
semakin kurang makanan yang diperlukannya. Makanan harian ini diberikan 4-6
kali, yang diberikan mulai pagi dengan selang waktu ±3 jam dan berakhir sore.
Pakan yang diberikan adalah pakan
buatan berbentuk pasta dengan kandungan : Protein 47,93%,Lemak
10,03%,Seratkasar 8,00%, BETN 8,32%,Abu 25,71%. Pakan diberikan sebanyak 3%
dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut
akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %.
3.
Masa Pemeliharaan dan Pemanenan
Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam
jaring apung, kolam tanah dan kolam beton selama 7 – 8 bulan, dan masa panen
secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat
yang, dipanen dapat mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.
Pemeliharaan ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung merupakan salah satu
alternatif dalam rangka penganekaragaman budidaya ikan pada kolam keramba
jaring apung. Namun dalam penerapannya masih perlu diperhatikan kondisi serta
kualitas perairan umum yang dipergunakan.
Harga ikan sidat sekarang jika ikan sidat utuh, harga per kilogram hanya Rp 120.000
per kg, sedangkan untuk ikan sidat yang berukuran lebih dari 1 kg, maka
harganya mencapai Rp 170.000 per ekor.Sebagai gambaran, harga ikan sidat
berbentuk fillet dibanderol Rp 300.000 per kilogram (kg) untuk
pasar lokal. Untuk pasar ekspor harganya bisa lebih tinggi, mencapai Rp 500.000
per kg atau naik 66,6%.Bibit sidat bisa dibeli dari harga Rp 1,3 juta – Rp 2
juta per kilo. Satu kilo bibit bisa mendapatkan hingga 5 ribu ekor sidat.
Apabila ikan satu kilo ikan sidat terdiri dari 5-6 ikan, dapat didapatkan uang
sekitar Rp 750.000.000,00.
4.
Potensi Bisnis Ikan Sidat
Sidat memiliki potensi yang cukup
besar untuk dikembangkan menjadi komoditi perikanan unggulan karena permintaan
dunia yang sangat tinggi. Pada tahun 1995 permintaan akan sidat mencapai
205.000 ton yang senilai dengan 3,1 milyar dollar Amerika dan sebagian besar
(92%) dihasilkan dari budidaya (Rovara dkk., 2007). Sayangnya pasokan benih terus
menurun secara drastis pada beberapa negara yang teknik budidaya sidatnya sudah
maju (Jepang, China, Taiwan, Itali dan Belanda).
Sebaliknya Indonesia yang memiliki
sidat dengan jenis yang cukup beragam belum dimanfaatkan secara optimal.
Kebanyakan sidat yang dipasarkan merupakan hasil tangkapan dari alam. Sampai
saat ini jumlah pembudidaya sidat masih sangat terbatas, padahal potensi benih
sidat (glass eel) di Indonesia cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa antara
jumlah produksi benih yang dihasilkan dari alam belum sepadan dengan
pemanfaatnnya untuk pembesaran. Dengan demikian perlu diwaspadai karena
kenyataan di lapangan justru permintaan ekspor terhadap benih sidat (glass eel)
semakin meningkat, misalnya dengan dalih untuk penelitian.
Saat ini pengkonsumsi ikan sidat
terbesar adalah negara Jepang dengan 150 ribu ton pertahun dari total 250 ribu
ton konsumsi ikan sidat di seluruh dunia. Namun produksi negari sakura itu
hanya 21 ribu ton per tahun dan sisanya dipenuhi dengan mengimpor dari negara lain
termasuk Indonesia (sebagian sangat kecil). Negara peng ekspor sidat terbesar
saat ini adalah Tiongkok, namun itupun masih sangat jauh dari dari total
kebutuhan dunia akan ikan sidat dan ditambah lagi saat ini ikan sidat produksi
Tiongkok mulai dijauhi karena banyak mengandung bahan kimia. Harga ikan sidat
yang mencapai 70 ribu / kg nya dan kebutuhan yang jauh melebihi supplai tentu
menjadikan bisnis pembesaran ikan sidat ini sebagai salah satu bidang usaha
yang sangat layak untuk dilirik. Sebagai gambaran sederhana perhitungan bisnis
pembesaran ikan sidat dengan modal awal 15 juta bisa menghasilkan laba kotor
hingga 13 juta dengan lama waktu 3 bulan.
5.
Kandungan Gizi dan Manfaat Daging
Ikan Sidat
a.
Kandungan gizi daging ikan sidat :
·
Vitamin B1 25 kali lipat dari susu
sapi
·
Vitamin B2 5 kali lipat dari susu
sapi
·
Vitamin A 45 kali lipat dari susu
sapi
·
Zinc (emas otak) 9 kali lipat dari
susu sapi
·
Asam lemak omega 3 tinggi, 10.9
gr/100 gr
·
Gizi tinggi, kaya protein, vitamin D
dan E serta asam amino lemak ganggang dan asam ribonukleat
·
DHA 1337 mg/100 gr
·
EPA 742 mg / 100 gr
·
Mempunyai rentang salinitas sangat
tinggi
b. Manfaat
daging ikan sidat :
·
Menurunkan kandungan lemak jahat
dalam darah.
·
Menghindari penyakit aterosklerosis
dan mengurangi keletihan.
·
Mendorong terbentuknya lemak fosfat
dan perkembangan otak besar.
·
Meningkatkan daya ingat.
·
Memperbaiki sirkulasi kapiler.
·
Mempertahankan tekanan darah normal.
·
Mengobati pembuluh darah otak, rabun
jauh, rabun dekat, glaukoma dan penyakit mata kering karena kelelahan.
·
Meningkatkan imunitas tubuh sebagai
antioksidan.
atau bisa didownload dalam bentuk laporan
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....