Manfaat Kimia dalam berbagai kehidupan

PENGGUNAAN ASAM KLORIDA
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif.
Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh kimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern.
Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+:
HCl + H2O → H3O+ + Cl
Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.
Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugasi basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat, asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna.
Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik.
Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat.
Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat dianalisa.
 Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh, dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus. Seketika asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun klorin akan terbentuk.

NaClO + 2 HCl → H2O + NaCl + Cl2
2 KMnO4 + 16 HCl → 2 MnCl2 + 8H2O + 2 KCl + 5 Cl2
Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet, pelindung mata, dan pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani asam klorida.
Manfaat asam klorida
1.      Asam klorida digunakan pada industri logam untuk menghilangkan karat atau kerak besi oksida dari besi atau baja.
2.      Sebagai bahan baku pembuatan vinyl klorida, yaitu monomer untuk pembuatan plastik polyvinyl chloride atau PVC.
3.      HCl merupakan bahan baku pembuatan besi (III) klorida (FeCl3) dan polyalumunium chloride (PAC), yaitu bahan kimia yang digunakan sebagai bahan baku koagulan dan flokulan. Koagulan dan flokulan digunakan pada pengolahan air.
4.      Asam klorida dimanfaatkan pula untuk mengatur pH (keasaman) air limbah cair industri, sebelum dibuang ke badan air penerima.
5.      HCl digunakan pula dalam proses regenerasi resin penukar kation (cation exchange resin).
6.      Di laboratorium, asam klorida biasa digunakan untuk titrasi penentuan kadar basa dalam sebuah larutan.
7.      Asam klorida juga berguna sebagai bahan pembuatan cairan pembersih porselen.
8.      HCl digunakan pada proses produksi gelatin dan bahan aditif pada makanan.
9.      Pada skala industri, HCl juga digunakan dalam proses pengolahan kulit.
10.  Campuran asam klorida dan asam nitrat (HNO3) atau biasa disebut dengan aqua regia, adalah campuran untuk melarutkan emas.
11.  Kegunaan-kegunaan lain dari asam klorida diantaranya adalah pada proses produksi baterai, kembang api dan lampu blitz kamera.






















PEMANFAATAN MAGNESIUM HIDROKSIDA SEBAGAI
OBAT ANATASIDA
Magnesium hidroxida adalah suatu senyawa anorganikdengan rumus kimia(dalam keadaan basah) Mg(OH)2. Biasanya Magnesium terdapat dalam bentuk klorida, silikat, hidrat, oksida, sulfat, atau karbonat. Oksigen dalam tabel periodik memiliki simbol O dengan nomer Atom 16, Magnesium berreaksi dengan Oksigen menghasilkan Mg(OH)2. Karakteristik dari Magnesium Hidroksida yaitu berbentuk serbuk putih, tidak berrasa, mengabsorsi CO2 secara perlahan dari udara. Magnesium Hidroksida tidak larut dalam air, alkohol, kloroform, dan eter namun larut dalam asam encer. Magnesium Hidroksida adalah antasida yang digunakan bersama-sama dengan Aluminium Hidroksida untuk menetralisir asam lambung. Hal ini mengingat dari karakteristik Magnesium Hidroksida itu sendiri yang larut dalam asam encer. Di dalam tubuh manusia, kelenjar lambung setiap harinya memproduksi cairan lambung yang bersifat asam. Cairan ini mengandung HCl dengan konsentrasi sekitar 0,03 M, hal ini menyebabkan lambung bersifat asam dengan pH sekitar 1,5. Produksi asam lambung yang berlebihan akan menyebabkan penyakit tukak lambung atau maag. Reaksi Magnesium Hidroksida di dalam lambung berlangsung sebagai berikut:

Mg(OH)2 + 2 HCl → MgHCl2+ 2 H2O
Magnesium Hidroksida bereaksi dengan asam lambung menghasilkan magnesium klorida dan air. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung denagn memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung, tetapi ketika jumlahnya berlebih akan menjadi obat pencahar yang menyebabkan diare. Metabolisme senyawa ini dalam tubuh yaitu Magnesium Hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida yang tidak larut dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. 1 gram Mg(OH)2 dapat menetralisir 32,6 mEg dari asam lambung. Disamping itu terdapat beberapa efek samping yang disebabkan dari penggunaan Magnesium Hidroksida di dalam antasida, diantaranya adalah menyebabkan diare, sebanyak 5-10% magnesium diabsorsi dan dapat menyebabkan kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardivoaskular. Magnesium Hidroksida juga digunakan di dalam pasta gigi, hal berfungsi untuk asam yang ada di dalam mulut dan mencegah terjadi kerusakan gigi, serta gangguan pencernaan terutama pada lambung.


Sifat Fisik
·  Massa molekul : 58,3 g/mol
·  System kristal :Heksagonal
·  Densitas : 2,36 g/cm3
·  Warna : Tidak berwarna
·  Titik lebur : 350°C



Sifat Kimia
·  Mudah larut dalam HCl
·  Tidak larut dalam air
·  Mudah larut dalam garam-garam ammonium
·  Tidak bereaksi dengan HCl jika pada Mg(OH)2 terdapat garam-garam ammonium
 Magnesium hidroksida termasuk jenis obat antasida. Obat ini digunakan untuk menangani gejala-gejala yang muncul akibat produksi asam lambung yang melebihi normal.
Obat antasida ini berfungsi menetralisasi kadar asam lambung yang berlebihan sehingga dapat melindungi dinding lambung dari peradangan. Contoh gejala gangguan pencernaan yang dapat diredakan dengan obat ini adalah perut kembung, dispepsia, serta nyeri ulu hati.











PEMANFAATAN GARAM NATRIUM ASETAT
Natrium asetat atau sodium asetat merupakan garam natrium dari asam asetat. Natrium asetat ini dapat digunakan sebagai bahan pengawet, pada industri tekstil digunakan untuk menetralkan asam sulfat dari limbah dan digunakan juga sebagai buffer dengan asam klorida.
Senyawa ini bisa dihasilkan melalui eksperimen di laboratorium, reaksi antara asam asetat dengan natrium karbonat menghasilkan natrium asetat:

    CH3COOH + NaHCO                – → CH3COONa + H2O + CO2
Reaksi diatas sama dengan reaksi soda kue dan cuka (yang biasa kita kenal.). Secara teoritis 84 gram natrium bikarbonat bereaksi dengan 750 g cuka 8% menghasilkan 82 g natrium asetat, terlarut dalam air. Dengan mendidihkan air tersebut, didapatkan larutan pekat natrium asetat, atau kristal natrium asetat.
 Natrium asetat adalah garam natrium dari asam asetat. Senyawa ini merupakan zat kimia berharga terjangkau yang diproduksi dalam jumlah industri untuk berbagai keperluan(Inggris, soda; Latin, sodanum, obat sakit kepala). Sebelum Davy berhasil mengisolasi unsur ini dengan cara elektrolisis soda kaustik, natrium (unsur ini disebut sodium dalam bahasa Inggris), telah dikenal dalam berbagai suatu senyawa.
Rumus molekul CH3COONa
·         Massa molar 82.03 g/mol (anhidrat)
·         136.08 g/mol (trihidrat)
·         Penampilan serbuk putih deliquescent
·         Nomor CAS [127-09-3] (anhidrat)
·         [6131-90-4] (trihidrat)
  Sifat-sifat
·         Densitas and fase 1.45 g/cm³, padat
·         Kelarutan dalam air 76 g/100 ml (0 °C)
·         Titik lebur  tidak ada;
·         terurai pada  324 °C



PEMANFAATAN KOLOID
DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
1.      Mengurangi Polusi Udara
Contoh: Pengendap Cottrel menggumpalkan koloid sehingga asap yang keluar bebas asap dan partikel bernahaya. Hal ini dapat mencegah polusi dan memperoleh kembali debu logam agar tidak terlepas ke udara di sekitar pabrik.
Prinsip kerja mesin Cottrel:
* asap pabrik cerobong asap dialirkan ujung-ujung logam tajam dan bermuatan tegangan 20.000-75.000 volt.
* ujung-ujung runcing tsb mengionkan molekul-molekul
*ion diabsorpsi partikel asap dalam udara menjadi bermuatan
2.      Penggumpalan Lateks
Getah karet dihasilkan dari pohon karet atau hevea. Getah karet merupakan sol, yaitu dispersi koloid fase padat dalam cairan. Karet alam merupakan zat padat yang molekulnya sangat besar (polimer). Partikel karet alam terdispersi sebagai partikel koloid dalam sol getah karet. Untuk mendapatkan karetnya, getah karet harus dikoagulasikan agar karet menggumpal dan terpisah dari medium pendispersinya. Untuk mengkoagulasikan getah karet, biasanya digunakan asam formiat; HCOOH
3.      Penjernihan Air
Air keran yang mengandung partikel koloid tanah liat, lumpur, dan partikel bermuatan negatif.
Agar air layak diminum ditambahkan Al2(SO4)3.
Al3+ + 3H2O -> Al(OH)3 + 3H+
Al3+ nya akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3 yang menghilangkan muatan negatif dari partikel koloid dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur mengendap dengan tawas karena gravitasi.
4.       Membantu pasien gagal ginjal
Proses dialisis untuk memisahkan partikel-partikel koloid dan zat terlarut merupakan dasar bagi pengembangan dialisator. Penerapan dalam kesehatan adalah sebagai mesin pencuci darah untuk penderita gagal ginjal. Ion-ion dan molekul kecil dapat melewati selaput semipermiabel dengan demikian pada akhir proses pada kantung hanya tersisa koloid saja. Dengan melakukan cuci darah yang memanfaatkan prinsip dialisis koloid, senyawa beracun seperti urea dan keratin dalam darah penderita gagal ginjal dapat dikeluarkan. Darah yang telah bersih kemudian dimasukkan kembali ke tubuh pasien.
5.      Sebagai deodoran
Deodoran mengandung aluminium klorida yang dapat mengkoagulasi atau mengendapkan protein dalam keringat.endapan protein ini dapat menghalangi kerja kelenjer keringat sehingga keringat dan potein yang dihasilkan berkurang.
6.      Sebagai bahan pencuci
Prinsip koloid juga digunakan dalam proses pencucian dengan sabun dan detergen. Dalam pencucian dengan sabun atau detergen, sabun/ detergen berfungsi sebagai emulgator. Sabun/detergen akan mengemulsikan minyak dalam air sehingga kotoran-kotoran berupa lemak atau minyak dapat dihilangkan dengan cara pembilasan dengan air.
7.       Penghilang Kotoran pada Proses Pembuatan Sirup
Kadang-kadang gulam masih mengandung pengotor sehingga jika dilaturkan tidak jernih, pada industri pembuatan sirup, untuk menghilangkan pengotor ini biasanya digunakan putih telur. Setelah gula larut, sambil diaduk ditambahkan putih telur sehingga putih telur tersebut menggumpal dan mengadsorpsi pengotor. Selain putih telur, dapat juga digunakan zat lain, seperti tanah diatome atau arang aktif.




DAFTAR PUSTAKA















Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi