Evidence Based Medicine(EBM)
EBM
adalah pengintegrasian antara:
1.
Bukti ilmiah, berupa hasil penelitian yang terbaik.
2.
Kemampuan klinis dokter
3.
Preferensi pasien dalam proses pengambilan keputusan layanan
kedokteran.
(saripediatri.idai.or.id)
EBM menurut Sackett
et Al pada tahun 2000 adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan
keterampilan klinis dan nilai-nilai pasien. Ketiga elemen itu disebut triad EBM
(Gambar 1).
(Pengantar
EBM oleh Prof. Bhisma Murti)
●
Tujuan
Membantu membuat
keputusan berdasarkan bukti yang menggunakan metode ilmiah dan untuk memilih
kualitas bukti tentang resiko dan manfaat dari terapi (elstein, 2004)
Membantu klinisi
memberikan pelayanan medis yang lebih baik agar diperoleh hasil klinis
(clinical outcome) yang optimal bagi pasien dengan cara memadukan bukti terbaik
yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai pasien. (Prof. Bhisma Murti,
2010)
- Alasan Penerapan EBMa) Kita biasanya gagal dalam mendapatkan bukti barub) Performa klinis kita berkurang seiring waktu (slippery slope)c) CME tradisional tidak memperbaiki performa klinisd) EBM dapat meningkatkan self directing learning yang bisa mengatasi kekurangan di atas
●
Prinsip
➢
Clinical experience
/ pengalam klinis
➢
pereferensis/ patient
needs
➢
Best clinical
evidence
(Balqis, Dr. CM FM, Evidence Based Medicine 2015)
●
Langkah-langkah Proses EBM (Sugiarto, 2015)
a)
Pasien, mulai dari masalah klinis yang dialami
b)
Pertanyaan, membuat pertanyaan yang sistematis bersumber dari
kasus dan klasifikasikan menjadi satu katagori
c)
Sumber evidence: pilih sumber yang tepat dan lakukan
pencarian
d)
Evaluasi : menilai apakah evidence yang didapatkan valid atau
tidak dan apakah bisa diterapkan pada pasien atau tidak
e)
Pasien, kembali ke pasien untuk memutuskan penanganan yang
akan dilakukan sesuai dengan kemampuan
klinis atau nilai-nilai pada pasien.
f)
Evaluasi diri, evaluasi bagaimana performa kita dalam
menangani pasien
●
Dampak
❏
Melakukan
William Rosenberg dan Anna Donald dalam
jurnalnya yang berjudul EBM: An Aproach
to Clinical Problem-Solving berpendapat bahwa manfaat melaksanakan EBM
adalah sebagai berikut:
❖
Menjadi pandai membuat pertanyaan dan mencari jawabannya
melalui literatur yang terpercaya.
❖
Dapat dipelajari oleh orang-orang dengan latar belakang yang
berbeda-beda.
❖
Mampu melakukan penilaian kritis.
❖
Adanya komunikasi yang terbuka.
Kemudian ada sumber
lain yang mengatakan bahwa dampak positif dari melakukan EBM adalah mampu:
– Menentukan diagnosis yang tepat,
– Memilih rencana pemeriksaan terbaru,
– Memilih terapi terbaru
– Memilih metode pencegahan penyakit terbaru.
Menggunakan teknik
EBM berskala besar dengan pengelompokan pada penyakit yang sama dapat digunakan
untuk pembuatan suatu “practice
guidelines” atau konsensus.
Manfaat “practice
guideline” oleh para klinisi digunakan
untuk menentukan :
– Diagnostik.
– Terapi.
(Dasar-dasar terapi
secara rasional, dr. Sugiarto(2009))
❏
Tidak melakukan
Dampak tidak
melakukan EBM akan berkebalikan dengan dampak tidak melakukan EBM, yakni
sebagai berikut :
– Tidak dapat
menentukan diagnosis yang tepat,
– Tidak dapat memilih
rencana pemeriksaan terbaru
– Tidak dapat
menentukan diagnosis dan terapi yang sesuai dan tepat .
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....