Variasi Gen
Menurut
buku Biologi karangan Campbell dan Reece (2010), disebutkan bahwa terdapat 3
mekanisme untuk memperoleh variasi gen, yaitu:
a) Pemilahan bebas pada kromosom
Merupakan orientasi acak pasangan kromosom homolog pada metafase meiosis I. Pada metafase I, pembelahan meiosis pertama menyebabkan setiap pasangan memilah homolog maternal dan paternal ke sel-sel anakan secara independen dari setiap pasangan lain. Setiap sel anakan merepresentasikan salah satu hasil dari semua kemungkinan kombinasi kromosom maternal dan paternal.
Gambar 1.
Pemilahan bebas kromosom homolog pada pembelahan meiosis.
b) Pindah silang
Pindah
silang menghasilkan kromosom rekombinan dengan cara mengombinasikan DNA yang
diwarisi dari kedua orang tua menjadi satu kromosom tunggal. Pindah silang
dimulai sangat awal pada profase I, ketika kromosom-kromosom homolog
berpasangan longgar di sepanjang strukturnya.
Gambar 2.
Pindah silang pada pembelahan meiosis.
c) Fertilisasi acak
Pada manusia, setiap gamet jantan
dan betina merepresentasikan satu dari sekitar 8,4 juta kemungkinan kombinasi
kromosom akibat pemilahan bebas. Penyatuan gametnya pun menghasilkan zigot
dengan salah satu dari sekitar 70 trilliun kombinasi diploid.
d) Genomic Imprinting
Gen
autosomal terdiri dari dua kopi atau alel, masing-masing didapat dari tiap
orang tua saat fertilisasi. Karena luasnya mayoritas gen autosomal, ekspresi
terjadi dari tiap alel secara simultan. Pada mamalia, <1% gen terimprint:
ekspresi gen terjadi dari salah satu alel. Alel yang terkespresikan tergantung
asal orang tua
Beberapa
gen terekspresikan dalam parent-of-origin-specific
manner, yaitu proses pewarisan independen dari pewarisan klasik Mendel. Gen
terimprint akan terkespresikan hanya dari alel ibu (e.g. H19 or CDKN1C), atau dari
alel ayah (e.g. IGF-2). Hal ini
melibatkan metilasi dan modifikasi histon. Prader-Willi syndrome & Angelman
syndrome berhubungan dengan hilangnya kromosom 15q11-13 (pita 11 dari lengan
panjang kromosom
Mengandung
gen paternal (SNRPN and NDN) dan maternal (UBE3A). Paternal inheritance:
Prader-Willi syndrome (hypotonia,
obesity, hypogonadism). Maternal inheritance: Angelman syndrome (epilepsy, tremors, smiling facial expression).
NOEY2 (tumor suppressor gen?) terkekspresi paternal terletak di kromosom 1 pada
manusia.
Bila
seseorang mewarisi kedua kromosom dari ibu, maka gen tidak terkspresikan dan
individu lebih beresiko terkena kanker rahim dan payudara
e)
X-Chromosome Inactivation (Lyonization)
Pada manusia, Y chromosome (122 gene)
berisi instruksi untuk membuat bayi cenderung menjadi laki-laki sedangkan X chromosome (1021 genes) : sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan, seperti
gen yang mengandung perintah untuk protein utama otot (dystrophin), beberapa protein yang mengatur penggumpalan darah, dan
gen-gen yang mengatur perkembangan intelegensia.
Saat gen kromosom X rusak/cacat,
kondisi genetik spesifik mungkin menghasilkan: hemofilia, Duchenne and Becker muscular dystrophy, dan fragile X syndrome
X-linked recessive inheritance: wanita yang memiliki kopi gen rusak
dan kopi gen satunya yang bekerja biasanya tidak terpengaruh kondisi berikut
Pria yang tak memiliki X lain
sebagai cadangan dapat terpengaruh kerusakan gen X yang terkespresi di sel.
Untuk membetulkan ketidakseimbangan potensial informasi genetik antara
laki-laki dan perempuan, maka sel mempunyai sistem yang dapat meyakinkan bahwa hanya
satu kopi dari gen kromosom X pada wanita yang aktif. Kebanyakan kopi X satunya
dinonaktifkan. Mekanisme ini meyakinkan bahwa hanya gen yang terletak di kopi
aktif kromosom X akan dapat digunakan untuk memproduksi protein.
Kromosom X yang terinaktivasi: Barr body. Sistem inaktivasi dalam tubuh
sel biasanya acak sehingga tubuh wanita memiliki campuran sel karena adanya
kromosom X yang terinaktivasi. Beberapa sel akan memiliki kromosom X yang
terinaktivasi dari ibu, lainnya dari ayah. Proporsi relatif sel yang mengandung
kromosom X yang aktif dari ayah maupun ibu berbeda-beda tiap perempuan (bahkan
pada kembar identik) karena prosesnya acak
Inaktivasi kromosom X hanya terjadi
di sel somatis, karena kedua kromosom X perlu aktif di sel telur agar perkembangannya
normal
Daftar Pustaka
Campbell, N.A., Reece, J.B. (2010). Biologi Jilid I (Edisi Kedelapan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....