Single Nucleotide Polymorphism
1) Pengertian
SNP (Single Nucleotide Polymorphism) adalah variasi urutan DNA yang
terjadi ketika sebuah nukleotida tunggal A, T, C, dan G dalam suatu genom (atau
urutan bersama lainnya) berbeda antara anggota suatu spesies biologis atau
kromosom dipasangkan pada manusia. Sebagai contoh dua fragmen DNA sequencing dari individu yang berbeda
AACCTTA ke AAGCTTA, mengandung perbedaan dalam nukleotida tunggal. Dalam hal
ini kita dapat mengatakan ada dua alel. Hampir semua SNP mempunyai dua alel.
Distribusi SNP tidak homogen, biasanya SNP terjadi pada daerah noncoding.
SNP dapat terjadi baik pada coding maupun noncoding region pada genom :
a)
Coding
a)
Synonymous polymorphism : tidak merubah asam amino
b)
Replacement polymorphism
Functional : mengubah asam amino tapi memiliki fungsi yang sama
Nonfunctional : mengubah asam amino dan fungsinya juga berbeda
b)
Non coding
Bisa terjadi di intron, pseudogene, 5’ UTR, 3’
UTR, intergenic regions3)Perbedaan SNP dengan mutasi titik
Secara struktur, SNP dan mutasi titik tidak memiliki perbedaan. SNP dan mutasi titik sama-sama mengalami perubahan satu nukleotida pada suatu sekuens DNA. Hal yang membedakan antara SNP dan mutasi titik adalah pada SNP, jumlah prevalensinya di dalam suatu populasi mencapai 1% dari total populasi, sedangkan mutasi titik prevalensinya sangat sedikit dalam populasi. Secara klinis SNP tidak dapat diketahui secara nyata misalnya SNP gen VGEF pada penderita hepatitis hanya dapat diketahui setelah orang yang tersebut mengalami suatu penyakit saja sedangkan ketika ia sehat maka sifat tersebut tidak nampak dan ia hidup layaknya orang normal. Lain halnya dengan mutasi titik, pada mutasi titik manifestasi klinis dapat diketahui secara nyata baik orang tersebut dalam keadaan sehat sekalipun misalnya sickle cell.
4) Hubungan SNP dengan ekspresi gen dan metabolisme
Single Nucleotide Polymorphism (SNP) dalam hal ini berkaitan dengan mekanisme yang terlibat dalam pengembangan metabolik sindrom (Mets) termasuk resistensi insulin, regulasi berat badan, peradangan dan metabolisme lipid.
5) Cara mendeteksi variasi gen
6) Akibat dari variasi gen dan modifikasi epigenetik terhadap fenotip
Epigenetik telah digunakan sebagai istilah yang ortogonal terhadap genetika. Asosiasi studi genome telah mengaitkan polimorfisme nukleotida tunggal (SNP) untuk penyakit atau karakteristik tertentu, tapi bagaimana SNP berhubungan dengan fenotip belum jelas. Karena SNP sering terjadi di daerah non-coding dari genom, para peneliti umumnya berpikir bahwa apa yang menghubungkan daerah ini untuk fenotipe adalah proses yang mengontrol bagaimana gen diatur, tetapi hubungan tersebut tidak pernah ditunjukkan.
Daftar Pustaka
http://isogg.org/w/images/thumb/9/9f/SNP_diagram.png/250px-SNP_diagram.png
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts,
K., dan Walter, P. (2010). Essential Cell
Biology (3th Edition). New York : Garland Science, Taylor &
Francis Group, LLC.
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Raff, M., Roberts,
K., dan Walter, P. (2008). Molecular
Biology of The Cell (5th Edition). New York : Garland Science,
Taylor & Francis Group, LLC.
Alberts, B., Johnson, A.,
Lewis, J., Raff, M., Roberts, K., dan Walter, P. (2015). Molecular Biology of The Cell (6th Edition). New York :
Garland Science, Taylor & Francis Group, LLC. Campbell, N.A., Reece, J.B. (2010). Biologi Jilid I (Edisi Kedelapan). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Karp, Gerald. (2010). Cell
and Molecular Biology : Concepts and Experiments. (6th Edition).
NJ : John Wiley & Sons,
Inc.
Katsnelson, Alla. (2010). "Epigenetics" Drives Phenotype?. Diakses pada 15 November
2016 melalui
http://www.the-scientist.com/?articles.view/articleNo/28849/title/--34-Epigenetics--34--drives-phenotype-/
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....