Cara dan Aturan Pemberian Obat
A. Cara pemberian
-
Intra
nasal : melalui membran mukosa pada hidung, kelebihannya bisa melewati
blood-brain barrier, tidak perlu melalui metabolisme first pass hepatica,
kelemahannya lebih sedikit obat yang bisa diberikan secara nasal daripada cara
lain, contohnya adalah kalsitonin untuk penyakit osteoporosis.
-
Oral
Keuntungan
: mudah,aman,murah tanpa alat,tanpa aseptik.
Kekurangan
: tidak bisa dipakai untuk orang pelupa, tidak bisa dipakai saat
emergensi,bergantung pada kondisi perut,perlu kerjasama pasien (pasien dalam
keadaan sadar). Contoh : BCG pada bayi
- Sublingual
Keuntungan
: obat terhindar dari metabolisme first pass hepatic.
Kekurangannya
: absorbsi tidak adekuat,membutuhkan kontrol agar pasien tidak menelan obat.
Contoh : nitrogliserin untuk obat jantung.
-
Inhalasi
Keuntungan
: cepat bereaksi,langsung kepada organ target,dapat digunakan saat emergensi.
Kekurangan : perlu metode khusus,obat sering
mengiritasi paru,sukar mengukur dosis obat.
-
Suppositoria/per
rektal
Keuntungan
: reaksi cepat,dapat digunakan untuk emergensi.
Kekurangan
: absorbsi tidak adekuat,banyak pasien tidak nyaman.
-
Topikal
Keuntungan
: jarang menimbulkan efek sistemik,aman,dan mudah.
Kekurangan
: absorbsi tidak menentu.
-
Injeksi
a. Interkutan (15o)
Keuntungan
: menghindarkan pasien dari alergi obat dan dapat mengetahui diagnosa suatu
penyakit.
Kekurangan
: menimbulkan indurasi dan waktu absorbsi lama
b.
Subkutan
Keuntungan
: mencegah kerusakan saluran/jaringan tidak terinfeksi.
Kekurangan
: rasa skit dan bisa menyebabkan kerusakan kulit.
c. Intramuskular
Keuntungan
: dapat dipakai pada obat sukar larut dalam air,obat yang iritan subkutan,obat
yang dapat menggumpal pada lokasi penyuntikan.
Kekurangan
: absorbi lamban,tidak lengkap tak teratur.
d. Intravena
Keuntungan
: dinding pembuluh darah relatif tidak sensitif dan bila obat masuk segera
diencerkan darah.
Kekurangan : efek toksik mudah terjadi dan
penyuntikan tidak dapat ditarik lagi.
Efek
obat bisa bereaksi saat melewati beberapa tahapan, mulai dari pemasukan,
penyerapan (absorbsi), peredaran dalam darah dan mengenai organ yang akan
dituju. Dan efek obat bisa berkurang saat melalui penyaringan di hati maupun
ginjal. Proses tersebut akan melewati hambatan saat proses penyerapan
(absorbsi) karena interaksi obat dengan zat lain seperti makanan dan kondisi
pencernaan yang bisa mempengaruhi reaksinya dengan menghambat atau mempercepat
penyerapan.
Berikut adalah alasan mengapa obat
memiliki waktu minum yang berbeda-beda:
1.
Setiap obat mempunyai tingkat keasaman,
seperti yang biasa diketahui publik bahwa zat atau obat yang 'berlabel' HCl
atau asam yang lainnya harus diminum setelah makan. Karena sebelum makanan
masuk, keadaan lambung manusia masih aktif mengeluarkan asam lambung. Jadi,
jika obat diminum sebelum makan lambung akan semakin asam dan bisa mengiritasi
lambung. Sebaliknya jika obat bersifat basa akan diberikan sebelum makan.
2.
Ada obat yang hanya dapat diserap dalam
kondisi tertentu, misalnya diserap dalam kondisi asam dan ada pula yang dalam
keadaan normal (setelah makan) dan sebagainya.
3.
Ada obat yang harus dikonsumsi dalam
kondisi tertentu. Misalnya saja, obat diabetes ada yang diminum 1 jam sebelum
makan atau setelah makan dan ada yang bersamaan saat makan. Untuk obat yang
diminum beberapa saat sebelum makan, alasannya karena kerja obat itu sendiri
yang aktif saat kadar glukosa tinggi dalam darah yang disesuaikan dengan waktu
puncak aktif obat dalam tubuh. Alasanya, obat mempunyai reaksi puncak setelah 3
jam diminum, sedangkan glukosa bisa mencapai kadar paling tinggi dalam darah
kurang lebih 2 jam, jadi 3 - 2 = 1jam. Begitu juga dengan obat yang diminum 1
jam setelah makan. Ada juga obat kolesterol yang harus diminum sebelum tidur,
ini dikarenakan sistem tubuh yang berkaitan dengan penyakit tersebut aktif saat
malam hari maka harus dinonaktifkan.
Untuk
jenis obat infus bebas diberikan, sudah atau belum makan. Ini karena obat
langsung dimasukkan ke pembuluh darah dan langsung menuju organ yang dituju
tanpa melewati proses pencernaan, jadi tidak terpengaruh tingkat keasaman
lambung dan usus.Daftar Pustaka
https://ymgi.or.id/wp-content/uploads/2016/03/obat.jpg
Triphati, K.D. (2013). Essentials of MEDICAL PHARMACOLOGY Seventh Edition. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd
RSU Sejahtera Bhakti dan Holistik. (2014). Alasan Minum Obat Sebelum dan Setelah Makan. http://www.rs-sejahterabhakti.com/2014/10/alasan-minum-obat-sebelum-dan-setelah.html?m=0 . [diakses tanggal 30 November 2016].
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....