Mekanisme Kerja Obat
●
Enzim;
sebagian besar reaksi kimia di tubuh makhluk hidup dilakukan dengan bantuan
katalis berupa enzim, maka obat berinteraksi dengan enzim untuk menimbulkan
efek, caranya :
a. Stimulasi enzim oleh obat sehingga
meningkatkan kerjanya, contohnya pyridoxine yang bereaksi sebagai kofaktor dan
meningkatkan aktivitas dekarboksilasi.
b. Inhibisi enzim, dibagi menjadi
inhibitor kompetitif dan non-kompetitif; inhibitor kompetitif dibagi lagi
menjadi tipe equilibrium dan tipe non-equilibrium; tipe equilibrium yaitu obat
yang strukturnya serupa dengan substrat untuk berikatan dengan sisi aktif
enzim, jadi jika obat berikatan dengan enzim maka produk tidak terbentuk, obat
dan substrat memilik kemampuan berikatan dengan sisi aktif enzim yang seimbang,
contohnya adalah allopurinol yang menggantikan substrat hypoxanthine berikatan
dengan enzim Xantine oxidase; tipe non-equilibrium adalah obat yang berikatan
dengan sisi aktif enzim namun lebih mudah berikatan daripada substrat normal,
bisa membentuk ikatan kovalen kuat atau memiliki afinitas yang tinggi sehingga
substrat tidak bisa menggantikan kedudukan obat di sisi aktif enzim, contohnya
Methotrexate 50.000x lebih berafinitas pada enzim dihydrofolase reductase
daripada substrat normal DHFA. Sedangkan inhibitor non-kompetitif bekerja pada
sisi tidak aktif enzim namun membuat enzim kehilangan fungsi katalisatornya.
Contohnya Theophylline pada enzim phosphodiesterase.
●
Kanal
ion/ion channels; obat bisa berinteraksi dengan kanal ion yang jenisnya ligand
gated channels (contohnya kanal nikotin) atau G-protein regulated channels
(contohnya cardiac β 1 adrenergic receptor activated Ca 2+ channel) dengan cara
berinteraksi dengan reseptor pada kanal-kanal tersebut, selain itu obat juga bisa
berinteraksi dengan voltage operated dan strecth sensitive channel dengan
berikatan secara langsung pada kanal ion dan mempengaruhi keluar masuknya ion
contohnya obat anestesi lokal yang menghalangi voltase Na+ channel, selain itu
obat juga bisa bekerja dengan mengatur terbuka tertutupnya kanal ion, contohnya
Nicorandil membuka ATP-sensitive K+ channel, Amiloride menutup Na+ channel pada
epitel ginjal, Quinidine menutup myocardial Na+ channel.
●
Transporter/protein
transport; banyak obat yang beraksi dengan berinteraksi secara langsung dengan
solute carrier class (SLC) dari protein transport untuk menghalangi transport
fisiologis dari hasil-hasil metabolisme yang terjadi, contohnya amphetamines
menghalangi reuptake dopamine di dalam neuron otak dengan interaksi pada
dopamine transporter dan fluoxetine menghalangi neuronal reuptake dari
5-HT dengan interaksi pada serotonine
transporter (SERT).
●
Reseptor;
obat berinteraksi dengan reseptor pada membran sel/bagian dalam sel,
macam-macam interaksi antara obat dan reseptor:
a. Agonis : obat yang mengaktivasi
reseptor untuk menghasilkan efek yang serupa dengan saat reseptor berikatan
dengan molekul sinyal asli
b. Inverse agonis : obat yang
mengaktivasi reseptor untuk menghasilkan efek yang berkebalikan dengan saat
reseptor berikatan dengan molekul sinyal asli
c. Agonis parsial : obat yang
mengaktivasi reseptor untuk membuat efek yang lebih lemah dari saat reseptor
berikatan dengan molekul sinyal asli, namun mengantagonis agonis penuh
d. Antagonis : obat yang mencegah aksi
dari agonis pada reseptor/ mencegah respon yang akan terjadi, dibagi lagi
menjadi beberapa macam :
-
Antagonisme
fisiologik : antagonisme
pada sistem fisiologi yang sama tetapi pada sistem reseptor yang berlainan.
-
Antagonisme
reseptor : antagonisme pada sistem reseptor yang sama.
-
Antagonisme
kompetitif : antagonis
mengikat reseptor di tempat ikatan agonis (receptor site atau active site)
secara reversibel sehingga dapat digeser oleh agonis kadar tinggi. Hambatan
kadar agonis dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonis sampai akhir
dicapai efek maksimal yang sama.
-
Antagonisme
nonkompetitif : hambatan
efek agonis oleh antagonis nonkompetitif tidak dapat diatasi dengan
meningkatkan kadar agonis. Akibatnya, efek maksimal yang dicapai akan
berkurang, tetapiafinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah.
-
Antagonisme
parsial = agonis parsial
Selain bekerja pada kategori utama tersebut,
obat juga bisa bekerja dengan berinteraksi dengan protein struktural (contohnya
taxanes yang berikatan dengan protein struktural tubulin) atau berinteraksi
dengan asam nukleat (contohnya agent alkilasi).Daftar Pustaka
Triphati, K.D. (2013). Essentials of MEDICAL PHARMACOLOGY Seventh
Edition. New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd.
Syamsuni, HA. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
https://img.okezone.com//content/2016/09/26/481/1498936/awas-obat-obatan-ini-bisa-merusak-ginjal-LIOvGhc6pe.jpg
Syamsuni, HA. (2006). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
https://img.okezone.com//content/2016/09/26/481/1498936/awas-obat-obatan-ini-bisa-merusak-ginjal-LIOvGhc6pe.jpg
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....