Gangguan Kelenjat Tiroid
i.
Hipertiroidisme
Hipertiroidisme
adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid overactive sehingga menghasilkan
banyak hormon tiroid yaitu T3 dan T4. Hipertiroidisme sering terjadi pada
wanita yang berada dalam masa kehamilan atau wanita sehabis melahirkan dalam
jangka waktu 1 tahun.
1. Gejala dan tanda klinis
a. Kelelahan dan kelemahan otot
b. Tremor
c.
Mood swings
d. Kecemasan/kegugupan
e. Detak jantung cepat
f. Palpitasi
g. Kulit kering
h. Memiliki masalah tidur
i.
Mengalami
weight loss
j.
Bisa
timbul goiter (terjadi pembesaran
kelenjar tiroid)
2. Penyebab
a. Karena proses Autoimun atau sering
dikenal dengan Grave’s Disease.
b. Karena adanya toxic nodular atau multinodular
goiter yang kemudian dapat menyebabkan tiroiditis.
c. Karena banyak mengkonsumsi makanan
atau obat yang mengandung iodine.
ii.
Hipotiroidisme
Hipotiroidisme
adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon
tiroid.
1. Tanda dan Gejala Klinis
a. Lemah, lelah, mengantuk, depresi,
kemampuan berbicara menurun, kemampuan intelektual menurun
b. Gangguan penglihatan, edema periorbital
c. Suara serak
d. Goiter noduler/difusa
e. Denyut nadi menurun, hipertensi
diastolik
f. Konstipasi
g. Fungsi ginjal menurun
h. Infertilitas, menstruasi kacau
i.
Hipofleksia,
miksedema
j.
Tidak
tahan dingin
2. Penyebab
a. Penyebab yang paling umum adalah
Struma Hashimoto yang merupakan suatu penyakit autoimun.
b. Terapi radiasi di daerah leher.
c.
Radioactive iodine treatment.
d. Penggunaan obat-obat tertentu
seperti amiodarone
(Cordarone),
lithium,
interferon
alpha, dan interleukin-2.
e.
Operasi tiroid.
f.
Terlalu sedikit iodine yang dikonsumsi
sehari-hari.
g.
Bisa juga terjadi saat kehamilan.
h.
Kelenjar hipofisis atau hipotalamus yang
mengalami kerusakan.
iii.
Struma
koloides
Struma
koloides adalah suatu penyakir hipotiroidisme yang dapat disebabkan karena
pembesaran kelenjar tiroid yang persisten dan difus mengenai seluruh kelenjar
tanpa disertai pembentukan nodul, terjadi stimulasi dan pembesaran folikel
(distensi folikel) dengan timbunan koloid. Dapat endemik ataupun sporadik.
Struma
koloides disebabkan oleh:
● Endemik : pada daerah endemik yang
kekurangan yodium (di daerah pegunungan, di Indonesia misalnya: Wonosobo).
Dikatakan endemik bila terjadi pada lebih dari 10% populasi suatu daerah.
● Sporadik : lebih jarang terjadi
dibandingkan endemik, dikatakan sporadik bisa karena disaat kebutuhan yodium
dan tiroksin meningkat tetapi kerja tiroid tetap menghasilkan tiroksin secara
normal.
iv.
Struma
basedow
Struma
basedow adalah suatu penyakit hipertiroidisme yang disebabkan karena
terbentuknya autoimun antibodi antitiroid. Yang biasa terjadi pada usia 20-40
tahun dengan rasio wanita:pria adalah 7:1. Antibodi tersebut adalah
● Autoantibodi terhadap reseptor TSH
adalah TSI (tiroid stimulating imunoglobulin). TSI dalam serum berupa long acting tyroid simulator (LATS)
yakni IgG yang akan merangsang jalur adenilat siklase/ AMP siklik, yang
menyebabkan peningkatan pembebasan hormon tiroid.
● TGI (Tyroid
growth stimulating imunoglobulin)
yang berperan pada proliferasi epitel folikel tyroid.
● T-BII (TSH-Binding inhibitor imunoglobulin) merupakan antibodi
antireseptor TSH bekerja seperti TSH menstimulasi aktivitas kelenjar tiroid.
Klinis
dari struma basedow ditandai dengan trias basedow
1. Hipertiroidisme
2. Infiltrative
opthalmopathy
yang menyebabkan exopthalmus
3. Infiltrative
dermatopathy
yang menyebabkan pretibial myxedema
Selain trias basedow tersebut, Grave’s disease ini bisa menyebabkan tirotoksikosis , yaitu kadar hormon tiroid
di dalam darah tinggi sehingga bisa berpengaruh pada peningkatan BMR (Basal Metabolic Rate) serta pada paraf
simpatis yang memberikan keluhan tremor, berdebar-debar, takikardia, diare,
malabsorbsi usus, hiperefleksia, dll.
v.
Struma
Hashimoto
Struma
hashimoto merupakan salah satu penyebab
Hipotiroidisme
yang sering terdapat pada tempat-tempat yang
Tidak
kekurangan yodium. Ditandai dengan berkurangnya fungsi
Kelenjar
tiroid karena kerusakan yang ditimbulkan oleh proses
Autoimun.
Struma
hashimoto disebabkan oleh faktor seluler maupun
Humoral,
keduanya mempunyai kontribusi untuk terjadinya jejas
Tiroid
dan hipotiroidisme. Struma ini disebabkan oleh kerusakan
Primer
pada sel T oleh proses autoiun dari autoantibodi
Tiroglobulin
dan tiroid peroksidase, TSH reseptor, dan iodine
Transporter,
terhadap antigen tiroir. Terdapat 2 peranan limfosit T
Helper
tezraktivasi dalam penyakit ini, yaitu:
1. Berinteraksi dengan sel B dan
menstimulasi sekresi berbagai antibodi antitiroid dan mengaktivasi mekanisme antibody-dependent cytotoxicity.
2. Memicu pembentukan sel-sel limfosit
CD8+ yang dapat bersifat sitotoksik terhadap sel kelenjar tiroid.
vi.
Adenoma
Tiroid
Adenoma
tiroid adalah “pertumbuhan baru” monoklonal yang terbentuk sebagai respon
terhadap stimulasi tertentu sama seperti kasrsinoma. Adenoma merupakan tumor
jinak. Adenoma lebih sering terjadi pada wanita (4x lebih sering) walaupun
tidak ada bukti kuat keterkaitan antara estrogen dengan pertumbuhan sel.
Sifat
keturunan dipercaya tidak memerakan peran penting dalam timbulnya adenoma ini.
Dikatakan oleh Furio dan Leslie (2016), bahwa radiasi tiroid, stimulasi TSH kronis, dan onkogen diyakini
terkait dengan asal-usul lesi adenoma ini. Adenoma timbul secara perlahan dan
menetap selama bertahun-tahun, hal ini mungkin terkait dengan kenyataan bahwa
sel tiroid dewasa biasanya memberlah setiap delapan tahun.
Dalam ademona dikenal adanya hot nodule dan cold nodule. Hot nodule adalah
nodul fungsional yang mampu menyerap iodium radioaktif, jinak, dan biasanya
berupa adenoma atau multinodular goiter. Kebalikannya, cold nodule adalah nodul yang tidak fungsional dan nodul ini
menjurus ke arah ganas.
Menurut
WHO, Adenoma memiliki 3 subtipe yaitu:
a.
Folikuler
i.
Varian koloid
ii.
Embrional
iii.
Fetal
iv.
Varian sel Hurthle
b.
Papiler (kemungkinan ganas)
c.
Teratoma
vii.
Karsinoma
Tiroid
Karsinoma
tiroid adalah tumor ganas yang menyerang kelenjar tiroid.
Etiologi ; Karsinoma tiroid
berkembang dari dua macam sel pada kelenjar tiroid yaitu sel folikuler dan
parafolikuler, selain itu sel-sel imun/limfoid intratiroid bisa terserang
thyroid lymphoma sedangkan jaringan ikatnya bisa terserang thyroid sarcoma. Penyebab
utama karsinoma tiroid adalah mutasi sel kelenjar tiroid sehingga sel
berkembang dan membelah dengan cepat namun tidak terkontrol, kumpulan sel-sel
abnormal tersebut menjadi tumor, bila tidak ditangani dengan cepat, tumor
tersebut bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya. Paparan radiasi bisa
menyebabkan bertambahnya resiko terkena karsinoma tiroid, khususnya papillary
thyroid carcinoma. Radiasi x-ray untuk diagnosis tidak meningkatkan resiko
karsinoma tiroid, namun terapi radiasi dengan isotop tertentu pada leher bisa
meningkatkan resiko karsinoma tiroid. Perempuan lebih banyak terserang
karsinoma tiroid dibandingkan laki-laki. Faktor genetik juga bisa meningkatkan
resiko terkena karsinoma tiroid.
Patofisiologi : Mutasi pada gen
menyebabkan kelenjar aktivitas sel berubah, sel menjadi lebih aktif, berkembang
dan membelah lebih cepat sehingga menimbulkan tumor pada kelenjar tiroid,
aktivitas sel kelenjar yang bertambah ini juga bisa menyebabkan
hiperparatiroid, jika yang terserang sel folikuler maka produksi tiroksin bisa
berlebihan, jika yang terserang sel parafolikuler maka produksi kalsitonin bisa
berlebihan.
Gejala dan tanda klinis: suara
serak, benjolan pada leher, kesulitan menelan, nyeri di leher dan tenggorokan,
namun bisa juga tidak ada rasa nyerinya, pembengkakan kelenjar limfa,
Karsinoma tiroid secara umum dibagi
menjadi 4 jenis :
-
Papillary
thyroid carcinoma : merupakan karsinoma tiroid yang paling umum, ±80% kasus karsinoma
tiroid, karsinoma ini berkembang dari sel folikular tiroid dan biasanya hanya
menyerang satu lobus kelenjar tiroid.
Karsinoma ini biasanya menyerang orang berusia 30 hingga 50 tahun,
penderita perempuan 3x lipat lebih banyak dari penderita laki-laki, ±85% papillary thyroid
carcinoma disebabkan karena paparan radiasi, carcinoma ini bisa menyebar ke
pembuluh limfa (±50%
kasus), namun jarang menyebar ke organ lain yang jauh letaknya (contoh
paru-paru dan tulang).
-
Follicular
thyroid carcinoma : Terjadi pada ±15% kasus karsinoma tiroid, follicular tyroid carcinoma ini
lebih ganas dari papillary thyroid carcinoma, karsinoma ini menyerang sel
folikular kelenjar tiroid dan sering menyerang kedua lobus tiroid. Karsinoma
ini biasanya menyerang orang berusia 40 hingga 60 tahun dengan rasio perempuan
dibanding laki-laki adalah 3:1, karsinoma ini jarang disebabkan oleh paparan
radiasi, karsinoma ini jarang menyebar ke pembuluh limfa, namun mudah menyebar
ke pembuluh darah kelenjar tiroid, penyebaran ke organ yang letaknya jauh
seperti paru-paru dan tulang jarang, namun lebih sering dari papillary thyroid
carcinoma.
-
Medullary
tyhroid carcinoma (MTC) : Terjadi pada ±3% kasus karsinoma tiroid, karsinoma ini berasal
dari sel parafolikuler/sel C kelenjar tiroid, karsinoma ini menyerang kedua
lobus kelenjar tiroid. Karsinoma ini dibagi menjadi 2 macam yaitu sporadic MTC
(±80%) dan Familial
MTC (±20%). Karsinoma
ini tidak disebabkan karena paparan radiasi. Karsinoma ini lebih umum di
perempuan daripada laki-laki, namun pada familiar MTC perbandingan penderita
laki-laki dan perempuan seimbang. Karsinoma bisa menyebar secara regional
(seperti pembuluh darah dan pembuluh limfe) pada awal berkembang, sedangkan
penyebaran pada organ yang jauh terjadi saat karsinoma sudah lama terbentuk,
bisa menyebar ke tulang, otak, kelenjar adrenal, paru-paru. Pada kasus sporadic
MTC, biasanya menyerang orang berusia 40 hingga 60 tahun dengan rasio perempuan
dan laki-laki adalah 3:2, sporadic mtc tidak terkait dengan gangguan pada
kelenjar endokrin lainnya, sekitar sepertiga penderita sporadic MTC mengalami
diare karena sekresi gastrointestinal berlebihan dan hipermotilitas yang
disebabkan hormon-hormon tiroid (tiroksin dan kalsitonin) diproduksi
berlebihan. Pada kasus familial MTC, dibagi menjadi 3 macam. Yang pertama
adalah Multiple Endocrine Neoplasia Syndrome/MEN-II A (Sipple Syndrome),
terjadi karena defek gen autosomal dominan yang mengontrol pertumbuhan jaringan
endokrin, rasio pada laki-laki dan perempuan sama, biasanya penderita berusia
30-an tahun, MEN II-A diturunkan dari keluarga, MEN-II A terdiri dari medullary
thyroid carcinoma atau C-cell hyperplasia, pheochromocytoma dan
hyperparatiroidism. Yang kedua adalah MEN-II B, seperti MEN-II A, sindrom ini
terjadi karena defek gen autosomal yang mengontrol pertumbuhan jaringan
endokrin, rasio pada laki-laki dan perempuan sama dan penderita biasanya
berusia 30-an tahun, MEN-II B bisa diturunkan dari keluarga atau terjadi karena
mutasi sporadik, sindrom ini terdiri dari medullary thyroid carcinoma,
pheochromyctoma, jarang ada hiperparatiroidism, dan penampakan tidak wajar yang
karakteristiknya mucosal ganglioneuromas (tumor di mulut) dan sebuah marfanoid
habitus. Yang ketiga adalah Inherited medullary thyroid carcinoma tanpa
disertai gangguan endokrin lain, MTC jenis ini paling tidak ganas dan
penderitanya berusia sekitar 40 hingga 50 tahun.
-
Anaplastic
thyroid carcinoma : Disebut juga undifferentiated thyroid carcinoma, terjadi
pada ±2% kasus karsinoma
tiroid, namun merupakan karsinoma tiroid paling berbahaya, anaplastic thyroid
carcinoma bisa berkembang dari karsinoma jenis lain atau bahkan dari goiter,
karsinoma ini biasanya terhadi di kedua lobus tiroid, karsinoma ini memiliki
diferensiasi yang jelek sehingga pada saat karsinoma tahap awal didiagnosis
sulit dibedakan dengan tiroid sehat, karsinoma ini biasanya terjadi pada orang
berusia 65 ke atas, pasian usia muda sangat jarang, karsinoma ini lebih umum
diderita laki-laki dengan rasio laki-laki dan perempuan adalah 2:1, biasanya
dikenali dengan perbesaran massa leher yang sangat cepat, karsinoma ini bisa
terjadi beberapa tahun setelah paparan radiasi. karsinoma ini tumbuh dan
menyebar dengan sangat cepat, penyebaran ke pembuluh limfa dan pembuluh darah
terjadi pada ±90% kasus, penyebaran jauh ke organ seperti paru-paru dan tulang
sangat umum bahkan saat pertama kali karsinoma ini didiagnosis.
Daftar Pustaka
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Situasi
dan Analisis Penyakit Tiroid pada Pekan Tiroid Sedunia 25-31 Mei 2015.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Diakses 2 Maret 2017 melalui
Masjhur,
J.S. (2014). Nodul Tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi Enam. Jakarta: InternaPublishing.
Norman,
James. 2016. Thyroid Cancer : Thyroid
Cancer Symptoms, Diagnosis, and Treatments. https://www.endocrineweb.com/conditions/thyroid-cancer/thyroid-cancer.
(diakses 2 Maret 2017).
Pacini,
F. dan De Groot, L. (2016). Thyroid
Nodules. http://www.thyroidmanager.org/chapter/thyroid-nodules/.
(diakses 5 Maret 2017).
Pramod,
K Sharma. 2016. Thyroid Cancer. http://emedicine.medscape.com/article/851968.
(diakses 2 Maret 2017).
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....