Kelenjar Tiroid (Part II)
i.
Efek
Hormon Tiroid terhadap Tubuh
Melalui kerja hormon secara genomik
maupun nongenomik tersebut, hormone tiroksin menghasilkan efek fisiologis pada
tubuh seperti :
1.
Efek Kalorigenik (Peningkatan Panas Tubuh)
Hormon tiroksin bekerja meningkatkan
BMR tubuh dengan meningkatkan metabolisme karbohidrat dan lemak sehingga
menyebabkan peningkatan produksi panas.
2.
Efek Simpatomimetik
Hormon tiroksin meningkatkan
responsivitas sel terhadap katekolamin yang merupakan suatu sinyal kimia yang
digunakan oleh sistem simpatik untuk menimbulkan respons fisiologis. Hormon
tiroksin bekerja dengan memperbanyak sintesis protein dari reseptor katekolamin
dalam sel.
3.
Efek pada Kardiovaskular
Melalui efeknya dalam meningkatkan
responsivitas sel terhadap katekolamin, hormon tiroid menyebabkan peningkatan
kecepatan jantung dan kekuatan kontraksi sehingga curah jantung meningkat.
4.
Efek pada Pertumbuhan dan Syaraf
Hormon tiroksin merangsang
pertumbuhan melalui peningkatan sekresi GH dan meningkatkan produksi IGF 1 oleh
hati. Selain itu, hormon tiroksin meningkatkan sintesis protein struktural baru
dan pembentukan tulang.
ii.
Tirotoksikosis
Tirotoksikosis merupakan manifestasi
klinis yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah.
Tirotoksikosis digunakan untuk menandai temuan klinis, fisiologi, dan biokimia
yang dihasilkan saat jaringan terpajan dan memberikan respon terhadap hormon
berlebihan. Gejala klinis yang didapatkan akibat sekresi hormon tiroid yang
berlebihan, diantaranya: meningkatnya laju metabolik, rasa cemas yang
berlebihan, meningkatnya nafsu makan tetapi berat badan menurun, gerakan yang
berlebihan, gelisah dan instabilitas emosi, penonjolan pada bola mata, dan
tremor halus pada jari tangan. Salah satu pemeriksaan yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan indeks Wayne dan
New Castle yang didasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik yang teliti, kemudian diteruskan dengan pemeriksaan
penunjang untuk konfirmasi diagnosis anatomis, status tiroid, dan etiologi.
iii.
Tiroid
Storm (Krisis Tiroid)
Krisis tiroid adalah kondisi
hipermetabolik yang mengancam nyawa dan ditandai oleh demam tinggi dan
disfungsi sistem kardiovaskular, sistem saraf, dan sistem saluran cerna. Krisis
tiroid sering terjadi pada pasien dengan hipertiroid yang tidak diberikan terapi
atau mendapat terapi yang tidak adekuat, dan dipicu oleh adanya infeksi,
trauma, pembedahan tiroid atau diabetes melitus yang tidak terkontrol. Sindrom
ini paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit Graves, tiroiditis dan
struma multinodosa toksik. Angka mortalitasnya cukup tinggi, sehingga diagnosis
dini yang tepat dan terapi agresif yang adekuat dapat menurunkan mortalitas.
Penegakan diagnosis krisis tiroid
lebih didasarkan pada gambaran klinis dibandingkan dengan hasil uji
laboratorium yang hasilnya tidak segera didapat, dengan demikian pengelolaan
krisis tiroid tidak perlu menunggu hasil uji fungsi tiroid. Gambaran klinis krisis
tiroid yang khas meliputi demam dengan suhu > 38,5o C, gangguan
kardiovaskular berupa hipertensi dengan tekanan nadi yang melebar, yang pada
fase berikutnya hipotensi disertai tanda-tanda gagal jantung antara lain
fibrilasi atrium atau takikardi ventrikular, dan gangguan neurologik berupa
agitasi hiperrefleksia, tremor, kejang, dan koma. Untuk memudahkan diagnosis,
digunakan skor kriteria Burch dan Wartofsky, skor lebih dari 45 berarti
diagnosis krisis tiroid dapat ditegakan. Penggunaan skor kriteria ini sebagai
petunjuk diagnosis dilaporkan meningkatkan keberhasilan resusitasi. Diagnosis
krisis tiroid dapat ditunjang dengan hasil pemeriksaan fungsi tiroid yaitu
kadar thyroid stimulating hormone (TSH) tidak terdeteksi (<0,001 mU/L) dan
peningkatan kadar T3, free T4 dan total. Biasanya peningkatan kadar T3 lebih
menonjol dibandingkan T4 karena terjadi bersamaan dengan peningkatan konversi
hormon tiroid perifer T4 ke T3. Hasil pemeriksaan fungsi tiroid yang didapat 1
hari setelah diambil contoh darah mendukung diagnosis krisis tiroid pada pasien
ini. Pengelolaan krisis tiroid ditujukan untuk menurunkan sintesis dan sekresi
hormon tiroid, menurunkan pengaruh perifer hormon tiroid dengan menghambat
konversi T4 ke T3, terapi mencegah dekompensasi sistemik, terapi penyakit
pemicu dan terapi suportif.
Daftar Pustaka
Sherwood,
Lauralee. (2016). Fisiologi Manusia: Dari
Sel ke Sistem. Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hall JE dan Guyton AC. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (edisi
keduabelas). Jakarta : Saunders Elsavier
Greenstein B dan Wood DF. (2010). At a Glance Sistem Endokrin (edisi
kedua). Alih bahasa : Yasmine E dan Rachmawati AD. Jakarta : Penerbit Erlangga
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....