Rumus Simpel Aja
Ulul : Bu, kenapa ibu selalu berbuat baik ke orang lain si, bahkan ke orang asing yang enggak ibu kenal sampe bapak nyebut ibu "banyak tenaga sisa untuk menyapa orang lain".
Ibu : Emm, kenapa ya Lul? Memang salah kah ibu melakukan gitu?
Ulul : Ya enggak bu, tapi kan sekarang jarang dan langka budaya seperti itu. Ketemu orang menyapa, orang butuh bantuan dibantu, sampe akhire ibu ketipu juga hehehe.
Ibu : Hehehe kamu itu, ibunya ketipu bukane menghibur atau gimana, malah begitu.
Ulul : La pie bu, ibu terlalu baik si. Masak orang pagi-pagi menawarkan baju tapi ibu enggak boleh pegang bajunya terus ibu borong semua barang dagangannya.
Ibu : Kasihan dia Lul,dia kayaknya lagi butuh uang.
Ulul : Wkwkwk, la kalau yang masalah suka nyapa dan ramah gitu???
Ibu : Ya gak apa apa to nyapa orang, senyum ke orang lain. Kan orangnya ngeliatin kita, barangkali ia itu mau nyapa kita tapi malu, jdi kita dulu aja yang nyapa. Kalau pake bahasanya bapakmu itu "Sebarkanlah salam.." gitu kan??? bener kan???
Ulul : Bener juga ya, terus apa enggak berlebihan gitu Bu, tiap ada orang yang lihat ibu, ibu balas dengan senyuman. Lantas apa juga yang kita dapatkan? Orang kita tetep ae ditipu, tetep aja sering diakali sama orang lain.
Ibu : Ya ada pastinya. Kalau enggak di dunia, pasti di akhirat nanti bakal ada balasan untuk kita. Kan kalau di Al quran "Jika kamu berbuat baik, maka itu untuk dirimu". Masak kamu enggak yakin dengan jaminan itu Lul? Allah pasti memberi yang baik pula untuk kita kok. Cepat atau lambat, setiap perbuatan kita pasti efeknya bakal muncul dan berimbas ke kita. Kayak misal Ibu kan guru SD, kalau misal sewaktu ngajar ibu pake keras dan kasar, maka generasi yang tercetak bakal jadi keras kepala dan nakal. Bukan begitu? Itu sebabnya Ibu gak pernah memarahi kamu sama mas mbakmu kan??
Ulul : Gitu ya bu. Tapi lama dong nunggu hasilnya
Ibu : Ya enggak apa apa to. Kan menanam mangga serta menunggu mangga berbuah aja butuh waktu sampai 4 tahunan lebih kan? Yang penting kita selalu berbuat baik dan paling enggak ketika kelak kita ditanyai, kita bisa menjawab dengan itu. Nanti kamu bakal paham kok Lul. Pesen ibu, jangan sungkan untuk selalu berbuat baik ke orang lain walau orang itu tak dikenal oleh kita.
Ulul : Nggih bu...
Percakapan sederhana yang sebenarnya dulu aku enggak begitu percaya dengan efeknya. Maklumlah anak sd kelas 6, yang selalu melihat ibuku mudah tertipu dengan orang yang mengiba, tapi diyakinkan oleh ibuku untuk berbuat baik ke orang lain termasuk ke orang yang membenci kita. Hal yang sangat sulit kulakukan awalnya.
Hingga suatu saat ketika ibuku menyelesaikan sarjananya, tak disangka, ibuku bisa mendapat kemudahan skripsi dan mendapat predikat A. Padahal dosennya enggak kenal ibuku.
Namun hal itu belum bisa menyakinkanku tentang efek berbuat baik. Hingga datanglah suatu kejadian yang mengharuskan aku berpisah dengan Ibuku untuk selamanya di dunia ini.
Dia meninggal dunia, siang hari pukul 12 siang, ketika ia mau shalat, dia meninggalkan dunia ini. Aku yang ketika itu sedang di SMA, dikabari oleh guruku untuk segera pulang dengan kabar bahwa "ibuku membutuhkan aku". Tanpa pikir lama, aku tancap gas pulang ke rumah dan benar ternyata ibuku sudah tiada.
Sedih sudah pasti, apalagi aku yang masih di masa peralihan, masih butuh sosok ibu namun ibuku pergi. Namun kejadian itu lah yang membuatku paham, apa efek yang kita dapat dari berbuat baik ke orang lain dan apa efek dari sekadar senyum ke orang lain.
Di hari ia meninggal dunia, banyak sekali orang yang bertakziyah ke rumahku termasuk orang yang tak terduga-duga. Datang untuk mendoakan ibuku dan bercerita denganku tentang ibuku. Semua cerita yang kudengar, itu cerita baik-baik tentang ibuku. Padahal yang kutahu, ibuku bukanlah orang yang punya popularitas tinggi, tapi entah kenapa orang yang mentakziyahi begitu aneh, bahkan aku yakin ibuku sendiri kalau ditanya siapa dia, dia enggak kenal. Namun itulah yang terjadi.
Aku menjadi ingat pesannya kakak tingkatku di pondok dulu, "bila kau ingin melihat suatu kesuksesan seseorang, maka salah satunya bisa dilihat ketika ia meninggal dunia. seberapa banyak orang yang bertakziyah dan siapa yang menntakziyahi"
Kejadian itu menjadikanku merenung kembali, apa yang sejatinya didapat oleh orang yang berbuat kebaikan, walau kebaikannya itu tidak diketahui orang lain dan dianggap sepele. Hingga saat ini jawabannya masih terus kucari walau aku sudah beberapa sudah kutemukan jawabannya melalui kejadian kejadian yang kualami pasca meninggalnya ibuaku.
Masjid Al Fajr, 13-12-2017
Ibu : Emm, kenapa ya Lul? Memang salah kah ibu melakukan gitu?
Ulul : Ya enggak bu, tapi kan sekarang jarang dan langka budaya seperti itu. Ketemu orang menyapa, orang butuh bantuan dibantu, sampe akhire ibu ketipu juga hehehe.
Ibu : Hehehe kamu itu, ibunya ketipu bukane menghibur atau gimana, malah begitu.
Ulul : La pie bu, ibu terlalu baik si. Masak orang pagi-pagi menawarkan baju tapi ibu enggak boleh pegang bajunya terus ibu borong semua barang dagangannya.
Ibu : Kasihan dia Lul,dia kayaknya lagi butuh uang.
Ulul : Wkwkwk, la kalau yang masalah suka nyapa dan ramah gitu???
Ibu : Ya gak apa apa to nyapa orang, senyum ke orang lain. Kan orangnya ngeliatin kita, barangkali ia itu mau nyapa kita tapi malu, jdi kita dulu aja yang nyapa. Kalau pake bahasanya bapakmu itu "Sebarkanlah salam.." gitu kan??? bener kan???
Ulul : Bener juga ya, terus apa enggak berlebihan gitu Bu, tiap ada orang yang lihat ibu, ibu balas dengan senyuman. Lantas apa juga yang kita dapatkan? Orang kita tetep ae ditipu, tetep aja sering diakali sama orang lain.
Ibu : Ya ada pastinya. Kalau enggak di dunia, pasti di akhirat nanti bakal ada balasan untuk kita. Kan kalau di Al quran "Jika kamu berbuat baik, maka itu untuk dirimu". Masak kamu enggak yakin dengan jaminan itu Lul? Allah pasti memberi yang baik pula untuk kita kok. Cepat atau lambat, setiap perbuatan kita pasti efeknya bakal muncul dan berimbas ke kita. Kayak misal Ibu kan guru SD, kalau misal sewaktu ngajar ibu pake keras dan kasar, maka generasi yang tercetak bakal jadi keras kepala dan nakal. Bukan begitu? Itu sebabnya Ibu gak pernah memarahi kamu sama mas mbakmu kan??
Ulul : Gitu ya bu. Tapi lama dong nunggu hasilnya
Ibu : Ya enggak apa apa to. Kan menanam mangga serta menunggu mangga berbuah aja butuh waktu sampai 4 tahunan lebih kan? Yang penting kita selalu berbuat baik dan paling enggak ketika kelak kita ditanyai, kita bisa menjawab dengan itu. Nanti kamu bakal paham kok Lul. Pesen ibu, jangan sungkan untuk selalu berbuat baik ke orang lain walau orang itu tak dikenal oleh kita.
Ulul : Nggih bu...
Percakapan sederhana yang sebenarnya dulu aku enggak begitu percaya dengan efeknya. Maklumlah anak sd kelas 6, yang selalu melihat ibuku mudah tertipu dengan orang yang mengiba, tapi diyakinkan oleh ibuku untuk berbuat baik ke orang lain termasuk ke orang yang membenci kita. Hal yang sangat sulit kulakukan awalnya.
Hingga suatu saat ketika ibuku menyelesaikan sarjananya, tak disangka, ibuku bisa mendapat kemudahan skripsi dan mendapat predikat A. Padahal dosennya enggak kenal ibuku.
Namun hal itu belum bisa menyakinkanku tentang efek berbuat baik. Hingga datanglah suatu kejadian yang mengharuskan aku berpisah dengan Ibuku untuk selamanya di dunia ini.
Dia meninggal dunia, siang hari pukul 12 siang, ketika ia mau shalat, dia meninggalkan dunia ini. Aku yang ketika itu sedang di SMA, dikabari oleh guruku untuk segera pulang dengan kabar bahwa "ibuku membutuhkan aku". Tanpa pikir lama, aku tancap gas pulang ke rumah dan benar ternyata ibuku sudah tiada.
Sedih sudah pasti, apalagi aku yang masih di masa peralihan, masih butuh sosok ibu namun ibuku pergi. Namun kejadian itu lah yang membuatku paham, apa efek yang kita dapat dari berbuat baik ke orang lain dan apa efek dari sekadar senyum ke orang lain.
Di hari ia meninggal dunia, banyak sekali orang yang bertakziyah ke rumahku termasuk orang yang tak terduga-duga. Datang untuk mendoakan ibuku dan bercerita denganku tentang ibuku. Semua cerita yang kudengar, itu cerita baik-baik tentang ibuku. Padahal yang kutahu, ibuku bukanlah orang yang punya popularitas tinggi, tapi entah kenapa orang yang mentakziyahi begitu aneh, bahkan aku yakin ibuku sendiri kalau ditanya siapa dia, dia enggak kenal. Namun itulah yang terjadi.
Aku menjadi ingat pesannya kakak tingkatku di pondok dulu, "bila kau ingin melihat suatu kesuksesan seseorang, maka salah satunya bisa dilihat ketika ia meninggal dunia. seberapa banyak orang yang bertakziyah dan siapa yang menntakziyahi"
Kejadian itu menjadikanku merenung kembali, apa yang sejatinya didapat oleh orang yang berbuat kebaikan, walau kebaikannya itu tidak diketahui orang lain dan dianggap sepele. Hingga saat ini jawabannya masih terus kucari walau aku sudah beberapa sudah kutemukan jawabannya melalui kejadian kejadian yang kualami pasca meninggalnya ibuaku.
Masjid Al Fajr, 13-12-2017
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....