Keikhlasan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam Beramal Sholih
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala untuk membangun pondasi atau bangunan di Mekah yaitu Ka'bah. Ketika itu Nabi Ibrahim Alaihissalam mengajak anaknya yaitu Nabi Ismail Alaihissalam untuk membangun bangunan Ka'bah itu.
Nabi Ismail Alaihissalam bertugas mengangkat batu dan menyerahkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ibrahim-lah yang menyusunnya menjadi bangunan. Hingga ketika batu-batuan itu telah disusun, dan bangunannya semakin tinggi, dan tak lagi dapat dijangkau oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam, Nabi Ismail pun membawakan sebuah batu untuk menjadi pijakan ayahnya dalam melanjutkan pembangunan ini.*
Dalam proses pembangunan ini keduanya terus menyibukkan lisan mereka dengan ucapan " رَبَّنَا تَقَبَّلۡ مِنَّا ؕ اِنَّكَ اَنۡتَ السَّمِيۡعُ "
Dari proses pembangunan itu kita dapat mengambil banyak pelajaran, salah satunya yaitu tidak berbangga dengan amal ibadah yang sudah kita lakukan karena belum tentu diterima oleh Allah, seharusnya seorang muslim senantiasa mengiringi setiap amal sholih yang ia lakukan dengan permohonan kepada Allah agar Allah menerima amal tersebut.
Wuhaib bin al Ward mengomentari
Sebuah ayat di dalam surat Al-Baqarah ayat 127 yaitu tentang doa Nabi Ibrahim
dan Nabi Ismail ketika membangun Ka'bah mengatakan " يا خليل الرحمن ترفع قوائم بيت الرحمن و انت مشفق لا يقبل منك "
"Wahai kekasih Allah padahal engkau sedang membangun rumah Allah, namun engkau masih khawatir akan Allah tidak menerima amalmu"
*Batu yang dijadikan pijakan itulah yang saat ini kita kenal dengan nama maqam Ibrahimu yang dijadikan pijakan itulah yang saat ini kita kenal dengan nama maqam Ibrahim
Sumber :
Tafsir Ibnu Abi Hatim 1/2 33 nomor 1240 dan juga dinukil Ibnu Katsir
Mendulang Mutiara Faedah dari Kisah Para Nabi dan Rasul karya Ustadz Firanda Andirja
Comments
Post a Comment
Mari berkomentar dengan baik dan bijak.....