Karena Kita Bukan Ustadz

 Suatu hari selepas sholat ashar berjamaah di rs tempatku iship, aku dihampiri ama konsulen jantung, saat  itu bertanya, karena kami sama sama masbuk

"Lul, kenapa kamu bikin shof dari pinggir? Bukane yang terbaik shof itu dari tengah?"

"oh itu tadi dok,  tadi ada bapak-bapak sebelum kita dah dari pinggir bikinnya, kupikir itu ya baiknya nyambungin shof aja daripada dari tengah malah mutus gitu"

Dijawab lah ama konsulen ni, "jangan gitu to, kamu tau kan kalau yang bener itu bikin shof dari tengah. Harusnya kita sebagai orang yang tahu yang mana yang benar dan yang mana yang kurang benar ya mencontohkan, jadi kita tetep bikin shof dari tengah"

"oalah gitu dok, berarti gapapa menjadi dua kubu gitu?"

"Iya lul, kalau kita ikut-ikutan shof bapaknya tadi, ya taunya bapake dia bener. Dia gak bakal berubah nanti, bakal terus shof dari pinggir. Kalau kita pas liat bapake bikin shof dari pinggir terus kita gak ngikutin kan dia bakal mikir, kenapa gak pada nyambung ke aku ya. Akhire nanti dia berubah juga lama-lama."

"oooh begitu dok, tapi gapapa dok cukup dengan gitu aja? Apa perlu kita nasehati setelah selesai sholat?"

"nek aku sih Lul, cukup tak contohin yang bener aja, kayak bapak-bapak yang pakai kursi itu tu, dulu dia bikin shof itu kursinya ditaruh di belakang shof to, jadine ngalangin orang yang di shof belakange buat sujud, bikin bolong shof belakange. Akhire kumajuin kursinya pas sholat, bapake setelah itu ya mudeng dengan cara bikin shof tanpa kita ceramahi. Besoknya bapake dah rapi dalam membuat shof."

"siap dok"

"Yoi, karena kita bukan ustadz yang bisa ngomongin ke orang ini dalil gini gitu, maka cukup kita lakukan yang benar, tidak ikut-ikutan manusia karena takut beda. Karena kadang orang tu ya mendapat pelajaran dari yang kita lakukan. Nek kita malah berlagak kayak ustadz, malah engko salah soale ilmune durung koyo ustadz kan."


Percapakan itu diakhiri dengan tawa kami berdua.

Sebuah nasehat kecil yang sangat bermakna, terkadang kita itu sungkan untuk melakukan yang benar karena takut dinilai orang lain, padahal terakadang kalau kita melakukan hal yang benar itu, malah bisa jadi pintu hidayah untuk orang lain yang melihatnya.

Nasehat ini juga mengajarkan bahwa jangan bicara di luar kemampuan kita, karena kalau sampe gitu malah kadang bikin tambah bingung orang lain, bicaralah sesuai kemampuan, termasuk berdakwahlah dengan kapasitas kita. Dan juga mengingatkan ayat di bawah

 

Rumah Tercinta
Batang, 14  Agustus 2023
Ulul Albab

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi