Perjuangan dan Tawakal

Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput, tetapi kita tahu persis seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya. Tugas umat ini hanya berjuang, Allah tidak mewajibkannya untuk menang, Berjuang itu jauh lebih besar dari sekedar menang, seperti sa'i lebih besar dari zam zam, seperti Uhud lebih bermakna dari segunung perbendaharaan Kisra.

Adalah Fir'aun yang merasa kuasa mengalirkan Nil dan memperbudak Bani Israel, ada Musa yang tak putus asa, tapi airlah yang mengakhiri.

Adalah Namrud yang menyatakan mampu menghidupkan dan
mematikan, ada  Ibrahim yang mendebatnya, namun hanya seekor nyamuk kiranya yang menjadi sebab kematiannya.

Adalah Jalut yang kekuatannya membuat takut dan kecut, ada Thalut yang diutus bersama teman-temannya. Tapi ketapel bocah kecil Daud-lah yang jadi pembawa maut.

Adalah Abrahah dan pasukan gajah yang ponggah, ada Abdul Muthalib
yang berserah diri kepada Allah. Batu-batu kecil dari sijil dilempar burung-burung mungil ababil yang memporak-porandakan,  dan

Adalah gegap-gempita kepungan pasukan Ahzab, ada keteguhan Nabi Muhammad dan para sahabat di dalam Khandak, namun anginlah rupanya yang menyapu bersihnya.

Sungguh  tugas kita atas kezhaliman hanya taat  pada Allah, dan berteguh istiqamah. Lalu kita bersandar hanya  kepada-Nya, bersiap untuk kejutan pertolongan-Nya, dari Yang Maha Kuasa.

Kalau umat sudah berjuang dengan kesungguhan sesuai arahan Allah dan Rasul-Nya, sementara musuhnya bersikeras untuk menang dengan segala tipu daya, dengan bertumpuk kecurangan, dengan besi dan api, dengan mengerahkan semut dalam  liang, hingga jin, peri kayangan, umat ini hanya akan berkata "tawakkal 'ala Allah".

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi