Memetik Hikmah dari Pengiriman Pasukan Usamah oleh Abu Bakar (Part 1)




        Pengiriman pasukan Usamah bin Zaid di ujung kehidupan Rasulullah sedikit banyak membuat keributan di tengah para sahabat beberapa sahabat menginginkan agar Rasulullah mengangkat seseorang yang lebih senior daripada Usamah bin Zaid yang ketika itu berusia 18 tahun.

       Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hanya menjawab permintaan para sahabat melalui sabdanya yaitu “kalau kalian masalah kepemimpinannya sungguh sebelumnya kalian juga telah mencela kepemimpinan ayahnya. Demi Allah sungguh dialah yang pantas untuk memimpin, dan dia juga termasuk orang yang paling saya sukai. Begitu pula orang ini ini yaitu Usamah, dialah yang paling saya sukai sesudah ayahnya wafat.” ( Shahih Bukhari nomor 4469)


    Pemberangkatan pasukan Usamah di ujung kehidupan Rasul berhenti di daerah Jurf karena terdengar kabar bahwa Rasul sakit. Setelah Rasulullah wafat kaum muslimin mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah Rasulullah. Hal pertama yang dilakukan oleh Abu Bakar adalah memberangkatkan kembali pasukan Usamah bin Zaid. Walau pemberangkatan ini banyak juga dipermasalahkan oleh para sahabat terutama para sahabat dari kalangan Anshar dan juga kekhawatiran para sahabat akan kejadian banyaknya kaum murtad serta keselamatan pusat Islam waktu itu di Madinah. Namun Abu Bakar as-siddiq tetap memberangkatkan pasukan Usamah bin Zaid sebagaimana perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pasukan Usamah bin Zaid yaitu menuju daerah Kabil untuk memerangi kaum Romawi yang ketika itu dipimpin oleh Heraklius. Sampai-sampai Heraklius terheran dan mengatakan “Betapa teganya mereka nabi mereka mati namun mereka menyerang negara kita.” (Tarikh Al Islam)


Beberapa hal yang bisa dipetik dari kejadian ini adalah

Pertama, kejadian selalu berubah dan berganti Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman "dan massa kejayaan dan kehancuran itu kami pergilirkan diantara manusia" ( Ali Imran 130)

Ar-razi menuturkan di dalam tafsirnya bahwa hari-hari kejayaan dan kehancuran di dunia ini selalu berputar dan beredar di antara manusia, tidak ada yang langgeng kebahagiaan dan penderitaan di dunia. Maka jika suatu saat dia berhasil dan mendapatkan kebahagiaan sedangkan musuhnya menderita, pada hari yang lain justru sebaliknya. Hal ini juga menggambarkan bahwa pada tahun-tahun sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat kaum muslimin berada pada puncaknya, yaitu banyaknya kabilah-kabilah Arab yang masuk Islam. Namun ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat maka banyak dari kabilah Arab dan beberapa orang yang mempunyai sifat munafik mereka ramai-ramai murtad dari agama Islam.


Kedua, keadaan yang menghimpit tidak melalaikan orang beriman dari urusan agama

Selepas Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam wafat maka terjadilah para kabilah Arab banyak yang murtad dan banyak nabi palsu yang bermunculan. Sehingga ketika Abu Bakar As-Siddiq ingin melanjutkan perintah Rasul yaitu mengirimkan pasukan Usamah bin Zaid ke daerah Romawi, para sahabat ketika itu mengkhawatirkan akan terjadi kekacauan di daerah pusat Islam. Abu Bakar telah diperingatkan akan hal tersebut oleh para sahabat, namun Ia tetap bersikukuh memberikan perhatiannya pada urusan agama ini yaitu menjalankan perintah Rasulullah sebelum Rasul wafat, sambil berkata “demi Dzat yang jiwa Abu Bakar di tangannya sekiranya ada binatang buas yang hendak menyambarku, aku akan tetap mengutus Usamah radhiallahu'anhu. Dan meskipun tidak tersisa seorang pun di daerah ini selain aku aku tetap akan mengutusnya.” (tarikh Thabari)


Ketiga,  perjalanan dakwah tidak terikat individu

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Agama ini akan senantiasa Jaya di mana ada segolongan muslimin yang terus berperang membelanya hingga terjadi kiamat.” (Shahih muslim dalam kitab Al Imaroh)

Pengutusan pasukan Usamah untuk terus menjalankan perintah Rasul menuju daerah Romawi oleh Abu Bakar menunjukkan “bahwa suatu perjuangan dakwah itu tidak terikat dan tidak berhenti, bahkan tidak akan pernah terhenti sekalipun dengan meninggalnya makhluk yang paling mulia, yaitu meninggalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Bahkan Abu Bakar telah menjelaskan dalam kotbahnya bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam walaupun, beliau, telah berpulang ke Rahmatullah tetapi agama Allah tidak akan mati melainkan akan terus tegak berdiri. Sesungguhnya orang-orang mukmin yang berpegang dengan agama yang lurus ini mereka siap mengorbankan nyawa dan apa yang mereka miliki untuk membela agama dan meninggikan panjinya.” (Al Bidayah Wa An Nihayah)


Keempat, kewajiban mengikuti perintah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman “Apa yang diberikan rasul kepada kalian maka terimalah dia, dan apa yang dilarang nya bagi kalian maka tinggalkanlah” (al-hashr ayat 7).

Rasulullah bersabda “Apa yang aku perintahkan kepada kalian kerjakanlah, dan apa yang aku larang bagi kalian maka tinggalkanlah.” (Riwayat Ibnu Majah)

Pemberangkatan pasukan Usamah bin Zaid oleh Abu Bakar, mencontohkan bahwa kita sebagai umat muslim harus mengikuti apa yang diperintahkan oleh Nabi. Ketika itu para sahabat meminta agar pasukan Usamah diberhentikan dengan pertimbangan situasi yang telah berganti dan berubah menjadi gawat. Selain itu, Usamah sendiri meminta izin kepada Abu Bakar untuk kembali dari daerah Jurf ke Madinah khawatir jika kaum muslimin diserang oleh kaum munafik. Selain itu, para sahabat juga meminta kepada Abu Bakar untuk mengganti pemimpin yang lebih senior daripada Usamah. Namun Abu Bakar sekali lagi menolak semua hal itu, karena Abu Bakar mengikuti apa yang sudah diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasul, yaitu memberangkatkan pasukan Usamah ke daerah Romawi dengan dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang ketika itu baru berusia 18 tahun.

Selain itu, Abu Bakar berpesan kepada Usamah “Kerjakanlah apa yang telah diperintahkan Nabi Allah kepadamu. Mulailah dari negeri qudhoah kemudian datangilah daerah Abil dan janganlah kamu lalaikan sesuatu pun dari perintah Rasulullah.” (Tarikh At Thabari)

...(bersambung, biidznillah)...


Bagian kedua bisa dibaca di Part 2


Disarikan dari buku Memetik Hikmah dari Pengiriman Usamah bin Zaid oleh Abu Bakar


Surakarta, 21 April 2021

Ulul Albab

Comments

Popular posts from this blog

Manfaat Limit Dalam Kehidupan Sehari-hari

Pakaian Adat Jawa Tengah Pria

Laporan Praktikum Tingkat Reaksi